Media Asing Klaim Muslim Aceh 'Extremis'

Banda Aceh | Samudra News - Sebuah media online asing menyebut kelompok muslim di Aceh sebagai extremis dan radikal. Sebutan ini ditabalkan dalam pemberitaan mengenai penutupan rumah ibadah non muslim yang heboh beberapa waktu lalu di Aceh. Wakil Walikota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Jamal menjadi nara sumber dalam pemberitaan tersebut.

Berita yang dimuat pada laman online "asianews.it", Kamis (18/10), memberi judul beritanya dengan kalimat "Nine churches and six Buddhist temples shut down under Islamist pressure in Banda Aceh". Penulis berita ini adalah Mathias Hariyadi.

Pada paragrap kelima dari artikel ini tertulis kalimat, "Local Muslim extremists welcomed the decision. Yusuf Al-Qardhawy, head of the Aceh branch of the Islamic Defence Front (FPI), called on other jurisdictions to follow Banda Aceh, enforce Islamic law and stop any non-Muslim worship activity that is not approved".

Terjemahan bebas paragrap berita diatas adalah "Ekstremis Muslim setempat menyambut baik keputusan tersebut. Yusuf Al Qardhawy, kepala Front Pembela Islam (FPI) cabang Aceh, menyerukan yurisdiksi lain untuk Banda Aceh, menegakkan hukum Islam dan menghentikan kegiatan ibadah non-Muslim yang tidak disetujui"

Artikel ini sendiri berisi tentang keputusan Pemerintah Kota Banda Aceh untuk menutup sembilan gereja dan enam vihara yang tidak memiliki izin di kota Banda Aceh. Pihak FPI menyambut baik keputusan tersebut karena sesuai dengan kondisi Aceh yang menerapkan syariat Islam.

Wakil Walikota Banda Aceh juga mengatakan memantau kegiatan umat Buddha dan komunitas Kristen untuk memastikan bahwa kegiatan yang mereka lakukan di tempat yang tepat. Dalam pandangannya, hal ini penting untuk "memelihara keharmonisan antaragama." Pada saat yang sama, Ia juga berjanji tidak akan menerbitkan izin baru untuk gereja-gereja atau vihara,".

Tags