Dibangun terapung di atas rawa dan ditopang kayu bakau, di sana anda akan menemukan sejumlah bangunan kecil serupa gubuk dengan dinding terbuka. Setiap gubuk-gubuk tempat makan itu dihubungkan dengan jalan kecil terbuat dari papan yang melintang di atas rawa.
Sejak dua tahun lalu, hutan bakau Kuala Langsa telah disulap menjadi menjadi lokasi wisata kuliner. Maka, setiap akhir pekan, ke sinilah sebagian warga Langsa melepas penat sambil menikmati sajian makanan di antara semilir angin yang berhembus di sela-sela rerimbunan pohon bakau.
Sesuai lokasinya, menu yang disajikan rata-rata dari jenis seafood, mulai dari aneka ikan bakar, udang, hingga kepiting tambak. Makanan laut itu lalu diracik dengan bumbu lokal untuk membuat mie aceh kepiting, mie udang, nasi goreng kepiting, dan aneka makanan khas cita rasa Aceh lainnya.
“Kalau menu nasional seperti di restoran atau rumah makan besar di kota-kota sudah biasa dinikmati, jadi masyarakat sengaja datang ke Kuala Langsa selain liburan keluarga juga untuk menikmati menu makanan lokal yang masih orisinil,” ungkap Bahtiar salah seorang warga Kota Langsa.
Selain seafood, wisata kuliner hutan mangrove Kuala Langsa juga menyajikan minuman buah kelapa segar serta beberapa juice buah-buahan umum lainnya. Minuman ini sebagai pelengkap menu makanan lokal bagi pengunjung yang datang bersama keluarga.
Keindahan hutan mangrove dan keberadaan wisata kuliner di kawasan Kuala Langsa ini telah menjadikannya sebagai salah satu tempat yang ramai dikunjungi oleh masyarakat Langsa dan daerah luar sebagai slah satu sarana hiburan keluarga, terutama di hari Sabtu dan Minggu.
