Setitik Nafas Mencinta | Episode 1

Karya: Rizky Quinsha
Mahasiswi Fak.Teknik Informatika Unimal

Aku menulis karena bagiku menulis adalah pekerjaan yang membuatku mampu sedikit menghilangkan jenuh dan sejenak mengeksplorasi imajinasi dan khayalku, aku menulis karena aku berfikir bahwa menulis berarti menciptakan sesuatu, sesuatu yang nyata yang dapat dikenang,menulis juga dapat berbagi, menginspirasi dan pastinya berkarya. 

Perkenalkan namaku Quinsha, saat ini umurku menginjak 20 tahun, aku mulai mengenal cinta 3 tahun yang lalu, sebenarnya bukan mulai mengenal,aku sudah tau tentang cinta dari SMP,namun baru 3 tahun yang lalu aku berkenalan dengan lawan jenisku, aku mencintai seseorang yang ku kenal di kampusku,aku jatuh hati padanya, karena kebaikannya, awalnya kami hanya berteman, namun rasa pertemanan itu berubah menjadi rasa suka dan berujung pada hubungan yang bernama pacaran, aku benar-benar mencintainya,ku jaga ia layaknya ia adalah lapisan tipis air yang beku yang hanya dengan sedikit tersentuh akan rusak dan hancur, saat itu ia benar-benar ku jaga, benar-benar ku khawatirkan dirinya saat ia jauh atau tak berada di sampingku atau tak terlihat ianya di mataku walaupun ia belum juga halal bagiku. 

Aku mencintai dirinya karena Allah teman, aku mencintai seluruh kekurangannya sahabat, tak ku perdulikan seburuk apapun kelakuannya di masa lalu, justru ku terima ia apa adanya ku terima seluruh cacat dan kekurangan dirinya dan sifatnya, tak pernah ku meminta apapun darinya, tak ku harap apapun dari dirinya selain hanya cinta dan sayangnya yang tulus untukku setulus aku mencintai dan menyayanginya.

Namun ia tak mampu,ia tak mampu membalas cintaku ia juga tak mampu mengimbangi kasih sayangku justru ia merusak semuanya ia hanya menjadikanku selingkuhannya, menjadikan ku pacar sesaatnya, tidak seperti aku yang bermaksud serius menjalani hubungan dengannya, ia yang menorehkan luka terperih dihatiku luka yang sepertinya tak akan ada obatnya, hatiku kini terasa mati dibuatnya. 

Cerita perih ini begitu sempurna dibuatnya, begitu halus ia bermain dibawah “alam sadar” ku, ku akui aku memang benar-benar mencintainya jauhku lebih cintai dirinya dari pada ku cintai diriku sendiri. Yang mungkin ia pun tak mampu merasakannya karena ia “buta”, ia “buta” akan hati mana yang jauh lebih mencintai dirinya dan “ah…lagi-lagi ku menitikkan airmata mengingatnya,,,ingin aku tutup seluruh cerita yang menyakitkan ini,namun aku tak mampu… tak tahukah ia bahwa cinta ini telah menguasai diriku,,, telah menguasai seluruh akal sehatku dan juga sering menghilangkan akal sehatku,aku terpuruk jauh terjatuh dalam lubang sakit hati, aku terjatuh,terjerembab, terpuruk jauh dalam sudut ruang gelap bernama patah hati. saat ini aku benar-benar merasakan bahwa ini bukanlah diriku yang sebenarnya, sakit itu telah menarikku jauh membawaku pergi meninggalkan jati diriku sendiri,,, ini bukanlah aku,diriku tak seperti ini, diriku tak cepat menyerah pada keadaan tak terpengaruh oleh godaan pesimisme, ini jelas-jelas bukan diriku…” ujarku membatin!

Bersambung ke Episode Selanjutnya...
Tags