Tiga Warga Aceh Timur Diserang Demam Berdarah, Satu Meninggal

IDI | Samudra News – Dalam sepekan ini, tiga warga Aceh Timur diserang Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengeu). Satu diantaranya telah meninggal sementara lainnya masih menjalani perawatan, Jumat 19 Oktober 2012.

Korban yang meninggal bernama Bela, bocah 4 tahun asal Gampong Tanjong, Kecamatan Idi Rayeuk. Bela meninggal dunia di Rumah Sakit Umum daerah Idi.

Sementara korban yang masih menjalani perawatan, yaitu Ismail (13), siswa Kelas III SMAN 1 Idi Tunong, dan Suryani (16), seorang pelajar warga Desa Kuala Peudawa Puntong, Kecamatan Idi Rayeuk. Mereka saat ini sedang mendapat perawatan medis di ruang ICU RSUD Idi.

Sementara itu, Kepala Bidang Penangganan Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Aceh Timur, dr. Zulfikry kepada ATJEHPOSTcom pada Jumat 19 Oktober 2012 mengatakan, pihaknya hari ini sedang melakukan pengasapan (fogging) untuk mengantisipasi terjangkitnya DBD.

“Kasus penyakit berbahaya yang dijangkit (disebar) melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini kembali berlanjut," ujar dr zulfikry.

Katanya, upaya pengasapan yang dilakukan hari ini hanya dapat membunuh nyamuk dewasa. Namun, untuk membunuh sumber nyamuk yaitu telur dan jentik-jentik di wadah-wadah penampungan air, di rumah-rumah warga, tidak bisa maksimal.

“Pambasmian jentik nyamuk tidak dengan upaya pengasapan (fogging) juga perlu sosialisasi 3 M Plus, Menutup, Menguras dan Menimbun wadah-wadah bekas, plus menghindari gigitan nyamuk kepada masyarakat," tutur dr Zulfikry kepada warga.

Dia menyebutkan, lokasi pengasapan hari ini dilakukan di kawasan Gampong Tanjung, Gampong Kuala Peudawa Puntong Kecamatan Idi Rayeuk dan Gampong Bantayan Barat Kecamatan Idi Tunong.

Guna mencegah penyebaran DBD tersebut, dia menghimbau masyarakat Aceh Timur untuk menjaga lingkungan sekitar dari endapan air di wadah-wadah bekas, seperti kaleng, periuk bekas, ember bekas, batok kelapa dan apapun wadah lainya, "serta menguras bak-bak penampungan air yang ada di rumah masing-masing."

Kata dia, kasus DBD yang terjadi di Aceh Timur dalam sepekan ini belum dapat dipastikan apakah kasus tersebut import (menyebar dari luar) atau memang kasus telah ada di daerah tersebut.

Namun, kasus DBD di Aceh Timur dalam dua tahun terakhir sudah mulai menurun dibandingkan tahun 2008. Kata dia, pada tahun tersebut kasus DBD merenggut lima korban. Sementara pada tahun 2009 hingga 2012, kasus mulai menurun di kawasan Aceh Timur.

“Insya Allah kita akan terus berupaya dengan mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan untuk menekan angka kasus DBD di tahun-tahun selanjutnya di Aceh Timur," kata dr. Zulfikri.[]

sumber: atjehpost.com
Tags