Mahasiswa Aceh di Taiwan Keluhkan Pelayanan Beasiswa Pemerintah Aceh

Taiwan | Samudra News - Seorang mahasiswa asal Aceh yang sedang menempuh studi di Taiwan mengeluhkan layanan bea siswa yang dijalankan oleh Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia (LPSDM) yang berada di bawah Pemerintah Aceh. Mahasiswa tersebut yang juga merupakan Ketua Majelis Wali Mahasiswa Aceh di Taiwan Khairul Rijal Djakfar mengaku sudah berulang menyurati bahkan bertemu langsung dengan Ketua Pelaksana LPSDM Aceh Ir. Izhar, MM namun tidak ada keterangan yang jelas.

"Saya daftar beasiswa Aceh sejak tahun 2008 namun tidak pernah lulus, saya merasa ada yang salah dengan diri saya kenapa tidak lulus hingga akhirnya pada tahun 2011 mencoba mendaftar langsung ke salah satu kampus di Taiwan dimana dinyatakan lulus dengan beasiswa berupa pembebasan SPP dan asrama,"kata Khairul.

Berdasarkan surat diterima kuliah (LoA) dan rekomendasi dari pemerintah daerah Khairul menyurati LPSDM Aceh untuk dapat diberikan beasiswa/bantuan selama masa studi tersebut (on going). Suratnya didisposisi Gubernur dengan nomor Class 420 No. 27728 ke LPSDM untuk diproses pada tanggal 8 September 2011.

"Karena ga ada respon, saya menyurati kembali secara langsung ke LPSDM Aceh pada tanggal 27 Oktober 2011 dan diterima dengan nomor agenda 145/LPSDM/XI/2011. Namun, hingga tahun 2012 dan memasuki semester dua kuliah di Taiwan saya tetap tidak mendapakan jawaban. Pada saat itu saya mengajukan lagi permohonan melalui e-mail kepada Bapak Izhar dengan lampiran transkrip nilai semester pertama dengan IP 4,00 dan rekomendasi dari pihak kampus di Taiwan untuk dapat diberikan Beasiswa Aceh,"ujar Khairul.

Pada tanggal 30 April 2012 Pak Izhar mengirim e-mail balasan dengan menyebutkan bahwa disposisi Gubernur yang lalu itu diterima LPSDM pada tanggal 19 Desember 2011 dimana tahun anggaran sudah berakhir dan permohonan tidak dapat diproses serta disarankan untuk mengikuti proses seleksi Beasiswa Aceh 2012 dari awal karena beasiswa tidak diberikan kepada yang sudah kuliah.

Sesuai saran Pak Izhar, pada Juli 2012 dengan biaya yang tidak sedikit saya pulang ke Aceh dan mengikuti kembali proses seleksi Beasiswa Aceh 2012 dari seleksi administrasi, TPA, dan wawancara namun pada saat pengumuman saya mendapat status dipertimbangkan.

Menindaklanjuti SK Koordinator LPSDM Aceh No. KEP/087/III/LPSDMA/2012 yang menyebutkan “Setiap calon penerima beasiswa berhak untuk mengetahui seluruh proses seleksi yang transparan dan terbuka” maka pada 1 Oktober 2012 saya menanyakan langsung kepada Bapak Izhar tentang makna “dipertimbangkan” tersebut. Secara mengejutkan beliau mengatakan itu artinya “tidak lulus” tanpa diiringi penjelasan tambahan apapun.

"Info yang saya dapat, teman-teman yang lulus masih diharuskan mencari LoA sendiri sesuai negara tujuan dengan biaya sendiri sementara saya yang sudah dapat LoA tidak mendapat beasiswa. Saya merasa pilu dan kecewa melihat proses seleksi dari manajemen LPSDM Aceh yang terkesan hanya menghabiskan anggaran,"Khairul menumpahkan kekecewaannya. 

Menurutnya pemerintah sama sekali tidak memberi perhatian terhadap peningkatan SDM PNS di daerah yang dipastikan saat selesai studi akan kembali membangun Aceh tapi malah memprioritaskan beasiswa kepada Non PNS yang tidak diikat dengan kontrak yang jelas untuk tinggal dan bekerja membangun Aceh.

Ratusan miliar uang rakyat Aceh dari untuk LPSDM Aceh perlu segera di audit oleh BPK dan para alumni Beasiswa Aceh perlu di data kembali untuk diarahkan terlibat penuh dalam pembangunan Aceh.

"Saya memutuskan untuk tetap melanjutkan studi yang berjalan karena sudah merupakan kewajiban serta amanah yang diberikan dalam memimpin Ikatan Mahasiswa Aceh di Taiwan dengan mencari penghasilan di Taiwan biaya kuliah,"ujar Khairul. [TGJ]