90 Tahun Runtuhnya Khilafah

samudra-news.com| Langsa - Sekitar 100 aktivis Hizbut Tahrir Indonesia Kota Langsa menggelar aksi konvoi dan orasi di seputaran Jalan A. Yani Kota Langsa dalam rangka mengenang 90 tahun runtuhnya Khilafah. Aksi yang bertemakan “INDONESIA MILIK ALLAH, Saatnya Khilafah mengganti Demokrasi” tersebut dimeriahkan dengan kibaran panji Rasulullah SAW yang disertai pekikan takbir oleh peserta aksi, Minggu (2/3).

“Khilafah yang merupakan kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslimin di seluruh dunia untuk menegakkan Syariat Islam dan mengemban dakwah kesegenap penjuru dunia. Dan kini 90 tahun sudah umat Islam hidup tanpa dinaungi dengan payung Islam sejak Mustafa Kemal Pasha Attaturk Latnatulllah menghapus kekhilafahan di Turki pada 3 Maret 1924 silam” Ungkap Musri selaku Koordinator lapangan.

Selain memperingati peristiwa runtuhnya khilafah Islamiyah kegiatan tersebut juga dilakukan sebagai bentuk kepedulian secara nyata dalam mengatasi krisis multidimensi yang terus berlangsung hingga saat ini. Aksi yang diikuti oleh lima mobil dan sejumlah sepeda motor dengan dilengkapi atribut berlalu lintas, mendapat pengawalan dari pihak kepolisian khususnya Satuan Lalu Lintas Polres Langsa.

Tanpa Khilafah umat Islam hidup bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya, berbagai persoalan dan penindasan menimpa umat Islam di dunia hingga penistaan agama pun kerap terjadi terhadap dunia Islam, lanjut Musri.

Orasi pertama yang disampaikan saudara Darliansyah, S.Pd menyatakan bahwa problem rakyat, bangsa dan negara ini khususnya juga umat Islam diseluruh dunia umumnya dipicu oleh sistem sekuleristik dan tepecah belahnya umat Islam. Umat Islam akan dapat kembali meraih kemuliaan hanya dengan menerapkan kembali Syariah dibawah kepemimpinan seorang Khalifah.

“Daulah Khilafah Islamiyahlah yang menjadi solusi untuk tegaknya Syariah Islam secara kaffah dan terwujudnya Ukhuwah Islamiyah” papar Darliansyah

Selanjutnya dengan lebih terperinci juga disampaikan oleh orator kedua Iqbal, S.HI selaku Ketua DPD II HTI Kota Langsa bahwa perjuangan bagi tegaknya Syariah dan Khilafah harus dibaca sebagai bentuk kepedulian yang amat nyata dari Hizbut Tahrir Indonesia dan Umat Islam pada umumnya untuk menjaga kemerdekaan hakiki di negeri ini atas berbagai bentuk penjajahan yang ada.

“Menyadari arti pentingnya Khilafah dan betapa vitalnya bagi izzul Islam wal muslimin, umat Islam tidak pernah tinggal diam. Maka, sejak masa keruntuhan umat Islam terus berjuang keras untuk menegakkan kembali Khilafah Islam dan perjuangan itu tidak pernah berhenti hingga sekarang” Jelas Iqbal

Karena itu, DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Kota Langsa menyetukan bahwa :

  1. Indonesia Milik Allah, sehingga wajib atas penduduk negeri ini untuk tunduk dan patuh pada seluruh hukum-hukum Allah
  2. Seluruh umat Islam adalah bersaudara yang diikat oleh akidah yang sama tanpa dibedakan oleh suku, ras, maupun bangsa
  3. Kami menyadari bahwa negeri kami Indonesia sedang mengalami krisis yang cukup parah . dan hal itu tidak lain karena umat Islam menerapkan hukum yang selain hukum Allah. Sistem Demokrasi yang dijadikan sebagai sumber hukum, kapitalisme sebagai sistem ekonomi telah merampas kekayaan rakyat. Dan umat Islam sekarang tersekat-sekat oleh kebangsaan yang merupakan produk kolonialisme.
  4. Kami para Syabab Hizbut Tahrir Mencintai Negeri ini, Indonesia. Atas dasar kecintaan kami pada negeri ini, kami menyerukan keoada seluruh umat Islam, khsusnya pemerintah, para pemimpin ormas, ulama, wakil rakyat, TNI/Polri, wartawan, cendikian, usahawan dan mahasiswa untuk sungguh-sungguh mengamalkan Islam dan berjuang bagi tegaknya syariat di negeri ini
  5. Menyerukan kepada seluruh Umat Islam untuk bangkit dan bersatu mengganti demokrasi dan kapitalisme dengan menerapkan Syariah, yakni dengan menegakan kembali Khilafah Islamiyah ‘ala Minhajin Nubuwwah yang akan mewujudkan negeri ini yang adil, makmur dan Rahmatan lil ‘Alamin.

Setelah melakukan konvoi dan berorasi sambil membagikan selebaran di depan Kantor Pos Kota Langsa, kegiatan tersebut di akhiri dengan pembacaan pernyataan sikap dan do’a. Selanjutnya aksi dibubarkan secara tertib. [Red]