samudra-news.com | KOTA LANGSA - Tahun 2014 merupakan tahun politik
di Indonesia. Dimana ditahun tersebut, merupakan akhir periode usia
pemerintahan sehingga rakyat harus kembali memilih pemimpin dan wakil rakyat
untuk duduk di kursi pemerintahan. Tak aneh jika politik dan perubahan begitu
ramai diperbincangkan oleh berbagai kalangan pada masa tersebut, bahkan banyak
topeng-topeng baru bermunculan hampir disetiap sudut kota. Apakah
perubahan-perubahan itu nyata dirasakan oleh rakyat untuk menjadi lebih baik?
Menyikapi hal tersebut,
DPD II HTI Kota Langsa melaksanakan kegiatan Halaqah Islam dan Peradaban (HIP) dengan
tema “Pemilu 2014, Mampukah Mewujudkan Perubahan Menuju Indonesia Lebih Baik?”
di Aula Setda Kota Langsa, Mingu (30/03).
Ketua Panitia Ust. Abu Hanif
dalam kata sambutannya menyampaikan bahwa Kalimat yang menyatakan bahwa suara
rakyat menentukan masa depan kita semua karena akan berdampak hingga lima tahun
kedepan menurutnya kurang tepat, karena setiap keputusan yang kita ambil tidak hanya
berdampak lima tahun kedepan, melainkan akan berdampak sampai akhirat karena
semua itu akan kita pertanggungjawab di hadapan Allah SWT di akhirat kelak.
Oleh karena itu janganlah sampai kita mengambil keputusan yang keliru.
“Karena itu, dengan tema yang
kita angkat dalam HIP ini menjadi sangat relevan untuk kita perbincangkan tentang
bagaimana menangkap sinyal dari harapan masyarakat yang begitu besar terhadap
sebuah perubahan hakiki dengan kondisi aktual sistem yang berjalan saat ini” papar
Abu Hanif.
Pembicara pertama Ust. Iqbal,
S.H.I dalam materinya memaparkan bahwa Pemilu yang akan berlangsung pada 9 April
2014 mendatang sebenarnya adalah pemilu yang ke-11 kalinya diselenggarakan di
Indonesia sejak kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 dan tentu kita mempunyai
gambaran dan fakta dari pemilu-pemilu sebelumnya.
“Ini pemilu yang ke-11, jadi pertanyaan
yang paling simple yang pasti muncul adalah setelah sebelumnya pemilu telah
berlangsung selama 10 kali sudahkah membawa perubahan yang signifikan bagi
Islam dan umat Islam dan rakyat secara umum? Ternyata tidak!” jelas Iqbal yang
juga sebagai Ketua DPD II HTI Kota Langsa.
Menurutnya, sepanjang sejarah
pelaksanaan pemilu di Indonesia telah jelas kita lihat hanya mampu merubah
rezim yang berkuasa dan tidak berdampak secara signifikan bagi rakyat banyak
pada umumnya dan Islam dan umat Islam khususnya.
Oleh karena itu, sebagai jawaban
sekaligus solusi dari sejumlah pertanyaan yang muncul, Ust. M. Fatih Al Malawi
Dari DPD I HTI Sumut selaku pembicara terakhir menjelaskan bahwa untuk
mewujudkan Indonesia lebih baik tentunya juga dengan menggunakan sistem yang
terbaik pula bukan dengan demokrasi yang telah jelas terbukti gagal. Dan sistem
terbaik itu hanyalah Syariah dan Khilafah, karena hanya Syariah dan Khilafah yang
mampu mewujudkan menuju Indonesia lebih baik dengan menerapkan Syariah Islam
secara mendasar dan membabat habis sistem demokrasi hingga keakar-akarnya. Karena
hanya dengan begitu perubahan secara menyeluruh akan terwujud dan umat Islam
akan kembali menjadi umat terbaik diatas muka bumi ini.
Selain itu, kegiatan yang
dihadiri lebih kurang 120 peserta tersebut pada dasarnya menghadiri empat orang
pembicara yang dua diantaranya dari Komisi Independen Pemilihan (KIP) dan Dosen
Fakultas Hukum Universitas Samudra. Namun berdasarkan keterangan panitia, kedua
pembicara tersebut dikonfirmasikan tidak dapat hadir dalam kegiatan dimaksud
karena berhalangan.[]Musri