Golput Bukan Pilihan

samudranews.com - Tahun 2014 merupakan tahun politik dimana pesta demokrasi digelar mulai dari pemilihan calon legilatif Dewan Perwakilan Daerah hingga orang nomor satu di Indonesia. Indonesia adalah negara demokrasi dan dalam negara demokrasi, partai politik merupakan “kendaraan” bagi negara untuk menjadi demokrasi. Belakangan ini, calon legislatif hingga capres berasal dari berbagai macam kalangan, mulai dari kalangan politisi, bisnis, aktivis, hingga artis. Namun, tidak semua calon legislatif atau capres ini yang dianggap rakyat mampu menjalankan tugasnya nanti untuk mewakilkan suara rakyat, sehingga fenomena golput atau golongan putih yang memutuskan untuk tidak menggunakan hak pilihnya saat pemilu karena masih ragu akan kualitas dari para calon yang akan dipilih.

Pengangkatan caleg/capres dari kalangan artis terkadang hanyalah upaya partai politik untuk mendongkrak eksistensi dari partainya semata tanpa melihat kualitas dari artis tersebut. Partai politik juga sering mengangkat sanak saudaranya untuk ikut dicalonkan dalam pemilihan umum, atau biasa dikenal dengan istilah politik dinasti sehingga garis keturunannya tetap berada dijalur politik tanpa melihat kualitas. Kampanye sebagai sarana pendidikan politik bagi rakyat oleh partai politik jauh dari makna pendidikan yang seharusnya, dengan dana kampanye sangat luar biasa digunakan partai politik untuk pawai dengan kendaraan yang sangat menganggu lalu lintas, konser musik yang hanya sekedar “hura-hura” semata, hingga kampanye gelap seperti pemberian uang atau sembako kepada rakyat dengan dalih bantuan kepada rakyat.  

Data yang mengatakan pelaksanaan Pemilu Presiden 2009, jumlah warga yang tidak menggunakan hak pilihnya alias Golput sebesar 49.677.776 atau 29, 0059 % dan dalam Pemilu Legislatif 2009, total pemilih yang menggunakan hak suaranya 121.588.366 dari total daftar pemilih tetap (DPT) 171.265.442. Angka Golput yang mencapai seperempat dari jumlah pemilih ini merupakan bentuk keraguan rakyat akan calon wakil mereka di pemerintahan. Banyak alasan orang melakukan Golput, mulai dari ragu akan kualitas para calon, banyaknya calon yang maju dalam pemilu sehingga membingungkan rakyat untuk memilih, hingga rakyat yang apatis atau tidak mau tahu tentang negara ini.

Sudah 16 tahun Indonesia tertatih di dalam reformasi, banyaknya kasus korupsi, wakil rakyat yang tidur saat rapat memikirkan negara semakin membuktikan bahwa rakyat tertipu dan ditipu oleh para politisi yang selalu memberi janji bukan bukti. Saat ini muncul pertanyaan Calon Legeslatif yang terpilih nanti mampu wakili suara rakyat di DPR RI ?, dan apa solusi atas masalah ini ? solusinya hanya satu, kenali calonnya, dan gunakan hak suara kita sebagai suara rakyat karena suara rakyat mampu merubah negara ini. Golput bukanlah solusi atas masalah ini, masih banyak calon wakil rakyat yang berkualitas dan mampu menyalurkan suara rakyat, kenalilah calon dan pilihlah calon yang terbaik yang dapat merubah negara ini menjadi lebih baik. 

| Alam