Aceh Timur Targetkan 2017 Seluruh Gampong Stop BABS

0
Wakil Bupati Aceh Timur, Syahrul Bin Syama’un sedang melaksanakan penandatanganan prasasti Aceh Timur Bebas Air Besar Sembarangan.[]foto.SN
samudranews.com | Aceh Timur - Pemerintah Kabupaten Aceh Timur mencanangkan dan mendeklarsikan desa dalam wilayah kabupaten tersebut Stop Bebas Air Besar Sembarangan (BABS) ODF. Pencanangan Pendeklarasian itu langsung dilakukan Wakil Bupati Aceh Timur, Syahrul Bin Syama’un yang mewakili Pemerintah daerah Aceh Timur dan Sekretaris Direktorat Jendral (Sesditjen) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes RI Dr.H.M.Subur serta perwakilan Unicef Claire Quillet  yang dipusatkan dilapangan Desa Bukit Tiga, Kecamatan Birem Bayeun, pada Rabu 04/06/14.

Pendeklrasian SBS ini merupakan yang pertama sekali dilakukan untuk Provinsi Aceh dengan mendeklrasikan 20 desa SBS yang ada dalam wilayah Kabupaten Aceh Timur. Adapun ke 20 desa tersebut tersebar di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Birem Bayeun meilputi desa Bukit Tiga, Alur Nyamuk, Paya Rambong, Alue Gadeng Sa, Kecamatan Rantau Seulamat yakni desa Alue Seulemak, Sarah Kayee dan Simpang Peut.

Kemudian desa Seunebok Aceh Baroe,Kecamatan Darul Ikhsan, Matang Kumbang, Keude Tuha, Matang Seupeng Kecamatan Simpang Ulim, desa Paya demam III Kecamatan Pante Bidari, desa Beusa Baroh, Kecamatan Peureulak, desa Alue Batee, Kecamatan Ranto Panjang Peureulak, desa Peunaron Baru, Kecamatan Peunaron dan Kampung Baroe Kecamatan Darul Aman, desa  Kuala Parek, Kecamatan Sungai Raya, desa Sama Dua, Kecamatan Peudawa, desa Ulee Glee serta Seunebok Teungoh Kecamatan Idi Timur.

Perwakilan Unicef Claire Quillet  menjelaskan program ini merupakan program yang sudah dijalankan di Indonesia dan merupakan program ODF yang langsung ditujukan untuk kebersihan masyarakat, oleh karena itu ia sangat menyambut baik atas keberhasilan program ini di Aceh Timur dan oleh karena itu ia sangat mengharapkan dukungan serta kerjasama semua pihak untuk terlaksananya program ODF ini.

Sementara itu, Sesdijen P2PL Kemenkes RI Dr. H.M Subuh dalam sambutannya mengatakan, bahwa deklarasi SBS ODF ini adalah pernyataan yang dilandasi tekad suci yang kuat untuk tidak lagi melakukan buang air besar sembarangan dan bertanggungjawab terus memelihara perubahan prilaku tersebut.

Ia menambahkan, sebagai bahan evaluasi pelaksanaan tersebut di Kabupaten Aceh Timur dengan jumlah desa sebanyak 512 desa yang terbagi dalam 24 kecamatan, masih terdapat 492 desa yang belum menjalankan program tersebut. “ Namun, Kemenkes menyadari bahwa tujuan pembangunan kesehatan tidak akan dapat dicapai hanya dengan upaya sektor kesehatan saja,” ungkapnya.

Oleh karena itu, pihaknya menghimbau kepada semua komponen masyarakat untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan dalam rangka mewujudkan masyarakat sehat, mandiri dan berkeadilan. “ Kita bangga kepada masyarakat Aceh Timur, khususnya dari 20 desa yang sudah SBS telah berhasil merubah mind set untuk berprilaku higinies dan hal ini dapat dipelihara serta ditingkat secara berkesinambungan,” demikian kata Sesdijen P2PL Kemenkes RI H.M Subur.

Sementara itu, Wakil Bupati Aceh Timur Syahrul Bin Syamaun mengatakan, program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk merubah pola pikir dan prilaku higiene. “ Pendeklarasian SBS di desa Bukit Tiga, Kecamatan Birem merupakan gebrakan awal sejak dimulainya program STBM pada tahun 2011 lalu,” ugkapnya.

Ditegaskannya, selain itu juga program tersebut dalam rangka ikut mendukung pencapaian target miliennium development goals (MDGS) pada tahun 2015. “ Program ini sangat baik dan akan terpenuhi dengan cepat bila melihat semangat masyarakat, akan tetapi yang terpenting adanya sebuah proses penyadaran masyarakat sehingga muncul perubahan kultur, prilaku dan budaya sehingga bukan banyaknya jumlah jamban yang ada disetiap rumah,” ujar Syahrul Syamaun.

Disampaikannya, mula munculnya program sanitasi ini adalah belajar dari kegagalan tahun-tahun sebelumnya, dimana pemerintah hanya memberikan fisik bangunan jamban yang baik tanpa memberikan sosialisasi yang tepat atau tidak melibatkan masyarakat. “ Kita harapkan juga kedepan Kemenkes RI bisa memasukkan Aceh Timur kadalam program Penyedian Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) II tahun 2015 untuk mempercepat target kabupaten ini stop buang air besar sembarang,” pintanya.

Lebih lanjut Wakil Bupati Aceh Timur Syahrul Syamaun juga meminta bantuan  kenderaan operasional untuk program STBM dan penyehatan lingkungan, pengadaan peralatan poli klinik umum sebanyak 18 set, pengadaan peralatan poli klinik gigi 5 set, pembangunan gedung Puskesmas sebanyak 3 unit, rehap rumah dinas dokter 10 unit, rehap rumah dinas para medik sebanyak 5 unit dan pengadaan Puskesmas keliling 3 unit.

Dalam kesempatan itu,Sesditjen P2PL Kemenkes RI Dr.H.M Subur sebelum pelaksanaan kegiatan dilsambut dengan prosesi peusiejuk (tepung tawar) yang dilakukan oleh Wakil Ketua MPU Aceh Timur Tgk.Azhar, acara tersebut turut dihadiri juga perwakilan Unicef Claire Quillet, Kadinkes Aceh Timur Kamarullah, para kepala SKPK , unsur Muspida, tokoh masyarakat serta ratusan warga desa Bukit Tiga dan sekitarnya ikut menyaksikan penandatangan prasasti pendeklarasian Pencanangan Bebas Air Besar Sembarangan di Kabupaten Aceh Timur.


| Mmg

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)