Jangan Biarkan Kedamaian Ini, Terusik Kembali |
Samudranews.com | Aceh
Timur - Saat ini,
perdamaian dan juga rasa tenang telah kita rasakan bersama, tanpa ada keraguan,
dan juga rasa takut akan ancaman dari oknum kelompok yang ingin mengganggu
ketenangan dan keamanan yang telah terjalin mesra sesuai MoU Helsinki. ”
Ungkap, Rabono Wiranata dari Forum Pemuda Anak Bangsa, kepada media di Aceh
Timur, Kamis (26/2) Sebuah kedamaian yang hakiki, semua anak kita bisa
bersekolah dengan aman, kita bisa beraktifitas seperti biasanya tanpa ada teror
dan juga bentrok yang dulu selalu dirasakan di Aceh.
Hal ini tidak semudah itu kita
dapatkan, banyak korban yang berjatuhan karena pemberontakan yang dulu terjadi,
keinginan untuk merdeka dan memisahkan diri dari Indonesia yang dilakukan oleh
kelompok yang hanya mementingkan kepentingan mereka saja dengan mengorbankan
kepentingan masyarakat banyak.”Ujarnya.
Ingatlah saudaraku, bahwa setiap
bangsa pasti saling berlomba – lomba untuk memperkenalkan jati dirinya kepada
bangsa yang lainnya agar lebih dikenal. Jika kita tidak memiliki rasa itu, maka
kita kehilangan Nasionalisme. Indonesia merupakan Negara yang beranekaragam
suku, budaya dan agama hendaknya memiliki kebanggaan karena keanekaragaman
tersebut.
”Rabono, menjelaskan lebih lanjut,
bahwa sikap penjajah dari 3,5 abad bangsa asing mengambil bahkan merampok
kekayaan yang ada di alam kita, begitu banyak kekayaan alam yang dihasilkan
dari bumi nusantara sehingga mengundang bangsa asing untuk mengambil hasil alam
Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris dan Jepang.
Apakah hal tersebut belum cukup untuk
membuka mata hati kita? Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan Indonesia. Adalah
kemerdekaan kita semua, kita itu satu jiwa dan juga satu rasa. Bukan hanya satu
pulau atau satu adat saja.
Beberapa waktu ini kedamaian yang ada
telah terusik lagi oleh teror selebaran dan juga pengibaran beberapa bendera
bulan bintang yang dulu identik dengan simbul Gerakan Aceh Merdeka. Hal ini
secara tidak langsung dan tanpa kita sadari akan menjadi pemicu munculnya
pemberontakan lagi oleh kelompok separatis yang hanya ingin agar kepentingan
kelompoknya terpenuhi dan tercapai.
Mereka mengibarkan bendera dan juga
membuat selebaran untuk memecah dan mengancam keamanan yang ada pada akhirnya
akan mengadu domba kita semua agar terpengaruh oleh bujuk rayu dan janji manis
mereka yang hanya menginginkan agar kita semua bertengkar, berkelahi, terpecah
dan akhirnya mereka mengambil keuntungan dari semua yang terjadi di Aceh.
Tak perduli para pejabat atau rakyat,
orang desa ataupun penduduk kota, baik tua ataupun muda, kaum pria atau wanita,
dewasa atau anak – anak. Semua mempunyai peran penting dalam menegakkan dan
menjaga perdamaian rakyat yang telah ada di Aceh.
Sudah bukan waktunya kita bersembunyi
dan membiarkan kelompok – kelompok seperti itu untuk merajalela dan mengganggu
ketentraman hidup rakyat, merenggut Jiwa kita dan orang – orang disekitar kita
hanya demi memuaskan keinginan mereka.
Ingatlah bahwa Negara ini Negara
Demokrasi, semua kembali kepada Rakyat. Dari Rakyat, oleh Rakyat dan untuk
Rakyat pula, bukan milik kelompok yang bertindak buruk demi memenuhi
keinginannya saja.
Apakah kita mau kembali seperti dulu
lagi..?! Hidup dalam rasa takut, dan ancaman. Ingatlah saudaraku, dengan
keinginan untuk merdeka dan memisahkan diri dari Negara Indonesia, maka yang
akan kita dapatkan adalah suatu kehancuran, baik hancurnya Negara kita, Bangsa
kita, persatuan dan kesatuan kita, dan secara tidak langsung itu adalah tanda
dimana kita akan dijajah oleh bangsa lain. Marilah kita bernegara, berbangsa,
yaitu satu bahasa Indonesia. ” Ucap Rabono demikian.
| Alam/RH