Ilustrasi |
MALAM telah larut dan sebentar lagi pagi akan dtg. Aku masih
larut melihat perkembangan bursa di New York. Dari tadi siang aku malas
membuka email karena melihat perkembangan pasar yg semakin memburuk.
Kelihatannya hari2 ke dpn tak ada lagi yg bisa diharapkan kecuali
bertahan dlm situasi buruk. Teman mengatakan dlm gurauan kpdku bhw ini
saatnya kita surfing di atas gelombang ganas. Lihatlah tak banyak yg
bisa selamat tapi ini tantangan untuk menguji siapa yg qualified
melewati putaran waktu.
Ada SMS masuk; ”sudah baca email dari Kedutaan? Anda
diundang untuk dtg menghadap Raja mereka” saya terkejut. Bersegera saya
membuka email. Benarlah, email ini dtg tadi siang. Terbayang upaya
hampir setengah tahun untuk mendapatkan clients potensial, kini peluang
terbuka dgn adanya undangan untuk presentasi. Walau kemungkinan berhasil
masih sngt jauh namun setidaknya ini titik awal untuk sebuah harapan.
Akupun bersegera membuka file presentasi untuk mempertajam materi dan
menambah sedikit bahan sesuai hasil riset mutakhir.
Pagi-pagi aku bersama team sdh berada di Bandara unk
terbang ke Dubai memenuhi undangan. Dijadwalkan, setiba di bandara aku
akan dijemput oleh staf kerajaan. Kemudian akan diantar ke tempat
istirahat kerajaan sambil menunggu jadwal pertemuan khusus dgn Raja.
Setlh pertemuan dgn Raja, keesokan harinya dijadwalkan unk menghadiri
presentasi dgn pjabat terkait. Penerbangan 'first class' itu sangat
nyaman. Di dlm pesawat aku membaca indikator mutakhir ekonomi dan sosial
Negara yg akan aku kunjungi itu. Ketika mendarat, cuaca cukup cerah.
Pejabat yg menjemput kami nampak tersenyum ramah membawa kami ke
limosine untuk menuju hotel. Sesampai di Hotel Kerajaan, pejabat itu
memberikan kesempatan kami untuk istirahat dan dia langsung kembali ke
kantornya. Pejabat itu berpesan bahwa besok jadwal pertemuanku dgn Raja.
Hanya aku saja tanpa didampingi team. Jam 7 malam jemputan akan sampai
di hotel untuk acara makan malam jam 8 bersama Raja. Aku mengangguk.
Aku bekerja bersama team sampai mendekati subuh untuk
memantapkan segala persiapan. Setlh shalat subuh aku memilih untuk
istirahat dan tidur. Begitu pula dgn team lainnya. Seblm berangkat
tidur, telp cellularku berdering.
“Pa".. suara istriku di seberang.
“Ya”... Aku menangkap ada sesuatu di rumah. Karena tdk spt biasanya istriku menelpon sepagi ini.
“Papa, tenang aja!“
“Ya tenang, Ada apa“
“Bunda, kena serangan jantung ringan.”
“Sekarang Bunda ada di mana?
“Di rumah sakit. Mama dampingi bunda terus. Kata dokter
keadaannya sdh membaik. Papa tenang aja. Adik-adik semua ada di sini
kumpul. Bunda di bwh perawatan dokter terbaik. Kita berdoa aja semoga
keadaan bunda semakin membaik.“
Terkesan bagiku, istri berusaha menenangkan aku bhw keadaan
ibuku baik2 saja tapi dia pun tdk bisa menyembunyikan kekhawatiran akan
keadaan bunda. Seusai menerima telepon itu, batinku mendesakku untuk
segera pulang. Tapi bagaimana dgn rencana kunjungan ini. Bagaimana
perasaan teamku bila pertemuan ini gagal karena aku hrs segera pulang.
Apalagi perjuangan mendapatkan clients ini sdh berlangsung lebih dari 6
bulan. Namun hatiku tdk bisa tenang dgn segala pemikiran tentang masa
depan usahaku. Aku hanya memikirkan tentang hari ini di mana bunda
sedang sakit dan aku hrs ada di sampingnya.
“Apakah itu tdk bisa ditunda lusa saja atau besok saja
setelah kamu bertemu dgn raja” kata salah satu teamku. Dia dpt memaklumi
sikapku namun dia juga meminta kebijakanku soal kelangsungan business
kami.
“Ibu saya sakit dan ini tdk sederhana. Aku tdk bisa
memaafkan diriku bila aku sampai menunda pulang.“ Kataku dgn wajah
bingung. Aku terduduk sambil mengusap kepala. Bayanganku terus kpd
bunda.
“Tapi bagaimana dgn rencana kita?“
“Maafkan aku…!”
Kataku menatapnya dgn wajah sesal, berharap teamku dpt memaklumi. Semua anggota team terdiam. Akhirnya salah satu dari mereka berkata; “Kamu benar! Kalau begitu kita putuskan pulang hari ini.“ Kata mereka dgn tersenyum seakan berusaha menutupi keadaan posisiku agar tdk merasa bersalah karena keputusanku untuk pulang.
Jam 8 pagi aku menelpon pejabat penghubung kami dgn kerajaan dan menyampaikan alasan kami untuk pulang.
“Yang hrs anda ketahui bhw tdk pernah satu kali pun Raja
kami dibatalkan pertemuannya oleh orang lain. Ini penghinaan. Sikap
protokoler istana akan sangat keras.“
“Mengapa?“
“Kamu sdh setuju untuk dtg dan kini mendadak kamu batalkan sepihak krn alasan yg tdk masuk akal”
“Ini soal ibu saya.”
Pejabat itu hanya terdiam dgn wajah terkesan marah.
“Maafkan kami. Semua akomodasi dan tiket yg sudah kerajaan
keluarkan akan kami ganti. Ini kesalahan kami dan kami akan membayar
kesalahan itu.” kataku.
“Reputasi anda juga akan hancur” Kata pejabat itu dgn nada mengancam.
“Kami sadar akan itu. Sekali lagi maafkan kami”
Nampak pejabat itu berbicara melalui telp dgn nada penuh hormat.
“Tadi barusan saja pangeran berbicara dgn saya dan ia sangat marah karena pembatalan pertemuan ini" kata pejabat itu.
“Apakah aku bisa bicara dengan beliau”
“Tidak perlu.“ katanya tegas dan kesal.
Aku bersama team berangkat menuju bandara. Rencananya aku
langsung pulang ke Jakarta. Sementara teamku kembali ke Hong Kong.
Sesampai di bandara, nampak sekuriti sangat ketat. Supir taksi yg kami
tumpangi mengatakan bhw Raja dtg ke bandara. Kami terpaksa turun agak
jauh dari gate keberangkatan. Ketika aku bersama team melangkah menuju
bandara keberangkatan, salah satu pejabat yg kenal kami bersegera lari
ke arah kami. Dgn ramah pejabat itu berkata, ”Raja ingin bertemu dgn
kamu.”
Aku mengangguk dgn melangkah agak ragu mengikuti pejabat itu ke ruang VVIP.
Ketika melewati koridor bandara seorang petugas mengambil
pasporku dgn ramah. Aku terus melangkah dlm perasaan penuh tanya. Ada
apa gerangan ini? Ketika pintu ruangan VVIP terbuka, nampak sang Raja
didampingi putra mahkota tersenyum ramah ke arahku. Tanpa sungkan dia
memelukku sambil mencium pipiku.
“Saya mendengar kabar bhw ibunda anda sakit dan anda harus segera pulang. Benarkah itu?"
“Maafkan aku Yang Mulia. Bukan bermaksud tdk mnghormati
undangan Yang Mulia, tapi keadaan ibu memang memerlukan kehadiranku di
sampingnya.”
“Pulanglah. Urusan dunia ini tdk penting. Memuliakan ibu
adalah memuliakan Allah. Tak ada ibadah terbaik di dunia ini selain
berbakti kpd ibu. Sampaikan salam saya kpd ibu anda. Doa saya akan
menyertainya.”
Kata2 itu meluncur begitu sejuknya. Aku sampai terharu. Di
hadapanku ada seorang raja kaya raya dan dihormati namun tetap lebih
menghormati seorang ibu.
“Terima kasih Yang Mulia”
“Saya yg hrs berterima kasih kpdmu. Krn lewat peristiwa
ini, saya bisa memberikan pelajaran berharga kpd putra saya. Bhw tak
penting berapa peluang business yg akan diraih namun bila saatnya dtg
untuk memuliakan orang tua, itulah yg lebih diutamakan." kata Raja itu
sambil menatap ke arah putra mahkotanya.
Usai pertemuan itu, aku bersama pejabat penghubung kerajaan
keluar ruangan VVIP menuju bandara keberangkatan. Pejabat itu berkata:
”Yang Mulia Raja meminta anda pulang dgn jet pribadinya.
Sementara team anda tetap di sini untuk melanjutkan pertemuan dgn
pejabat terkait. Raja juga telah memutuskan untuk memilih perusahaan
anda sbg mitra kami. Selamat..!“
Anggota team saya nampak brlinang air mata ketika mendengar
kata-kata itu. “Bila kita muliakan ibu, Allah akan memuliakan kita.
Tentu yg sulit menjadi mudah, yg sempit menjadi lapang. Anda benar dan
kami percaya sikap anda.“ kata salah satu anggota team saya sambil
memeluk saya.
Ketika sampai di bandara Soetta Cengkareng, aku langsung ke
rumah sakit. Tiba di rumah sakit, istriku sudah menunggu dan membawaku
ke ruangan bunda dirawat. Kucium kening bunda dan nampak matanya
terbuka, bunda tersenyum;
”Kaukah itu nak?“
“Ya, bunda.”
“Siapa yang bilang bunda sakit. Bunda engga apa apa.”
Bunda menoleh ke arah istriku..
“Jgn kau ganggu anakku bkerja. Soal begini tak perlulah dikabarkan. Kau pikir mudah untuk kembali dari luar negeri ke sini. Lagian di sana dia tidak sdg main-main, dia kerja.“
Bunda mengomeli istriku. Itulah bunda, dlm keadaan apa pun
beliau tetap tidak ingin membuat anaknya repot. Andai tangannya masih
kokoh, langkahnya masih kuat, itu akan selalu digunakannya untuk
membimbing anak-anaknya melangkah tegar dlm ketertatihan. Senandungnya
akan terus terdengar mengantar anaknya tidur bahwa besok akan selalu
baik2 saja, dan bunda akan selalu ada di sampingmu, nak…!
Dubai, Oktober 2012