Cara Ormas Raya Peringati 10 Tahun Perdamaian |
Samudra News | Aceh Timur -
Organisasi Kemasyarakatan Rakyat Aceh (Ormas Raya) Kabupaten Aceh Timur
yang digawanggi para mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) punya
cara tersendiri dalam memperingati 10 tahun perdamaian Aceh.
Ratusan orang yang
merupakan anggota Ormas Raya berkumpul di Lapangan Bola Peureulak
Kabupaten Aceh Timur, Sabtu (15/8/2015), mereka berkonvoi dengan ratusan
kenderaan roda dua membawa bendera merah putih berukuran raksasa menuju
tower pemancar milik PT Telkom di Idi Rayeuk guna mengibarkan sangsaka
merah putih di puncak tower tersebut.
Perjalanan menuju dari
Peureulak ke Idi Rayeuk memakan waktu sekitar 30 menit berlangsung
tertib. Ratusan konvoi kenderaan roda dua itu tampak memasang bendera
dan ikat kepala menyerupai bendera merah putih.
Setiba di lokasi yang
dituju, tampak Muliadi, Mauliza, Muklissina, Muksalmina dan Taufik
Hidayat yang merupakan spesialis pemanjat tebing itu, bergegas mencapai
puncak tower setinggi 125 meter.
Dengan semangat dan
tekad yang bulat untuk perdamaian Aceh, keempat relawan itu berhasil
mengibarkan bendera merah putih berukuran 27 x 14,5 meter tepat berada
di puncak tower PT Telkom di Idi Rayeuk sesuai rencana.
Ketua Ormas Raya,
Mukti Alfiansyah mengatakan, pihaknya punya cara sendiri dalam
memperingati 10 tahun perdamaian Aceh. Dengan mengibarkan bendera merah
putih raksasa di puncak tower tersebut.
"Ini cara kami,
mungkin berbeda dengan teman-teman di daerah lain. Tapi kami punya pesan
dan makna tersendiri melalui cara ini," sebut Mukti usai pengibaran
bendera dimaksud.
Menurutnya, pengibaran
bendera merah putih raksasa ini adalah sebuah pesan perdamaian yang
ingin disampaikan kepada segenap lapisan masyarakat Aceh. Bahwa
perdamaian yang dicapai melalui penandatangan kesepamahan damai antara
Pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang tertuang
dalam Memorandum of Understanding (MoU) di Helsinki Finlandia merupakan
akhir dari perjuangan bersenjata GAM.
Karenanya, perdamaian
yang dicapai haruslah berintegrasi kembali ke pangkuan pertiwi.
Membangun Aceh sesuai semangat perdamaian sebagaimana termaktub dalam
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh (UUPA).
Namun, lanjut dia,
selama ini masih saja ada pihak yang melakukan mengatasnamakan
perdamaian untuk kepentingan pribadi dan golongan bukan demi
kesejahteraan rakyat Aceh secara komprehensif.
Ia meminta agar semua elemen khususnya eks kombatan agar
bersatu-padu membangun Aceh yang sejahtera, damai, adil dan makmur
sebagaimana amanah MoU dan UUPA.
"Kita imbau semuanya bersatu membangun Aceh, jangan terkotak dan mengedepankan kepentingan pribadinya semata," ujar Mukti.
Terlebih sambung dia,
peringatan perdamaian Aceh yang jatuh pada tanggak 15 Agustus setiap
tahunnya juga merupakan bagian integral dari peringatan HUT RI pasa
setiap 17 Agustus. Karena itu, alangkah bijak bila semangat perdamaian
juga menjadi bagian dari semaraknya proklamasi kemerdekaan Indonesia,
tutur Mukti.
Dia juga mengatakan,
pada peringatan perdamaian yang dilakukan pihaknya telah mengundang
semua pihak mulai organisasi kemahasiswaan, Ormas, OKP, dan seluruh
institusi penerintahan.
| Alam