Antara Kuliah dan Kerja

0
Untuk mendapatkan penghasilan yang lebih, bukan berarti harus mempunyai fasilitas yang lengkap atau canggih, tapi dengan keyakinan dan keseriusan kita dalam memanajemenkanya merupakan hal yang penting dalam mencapai penghasilan yang besar.
Mendung menyapa alam. Sebuah tas kecil terjuntai disisi bahu kananku, tak kala angin menerpa kami saat melakukan peliputan disebuah desa di Kecamatan Langsa Timur.
Udara begitu mendukung perjalanan kami seakan mengabarkan nikmatnya udara perdesaan. Ternyata tidak hanya kami. Kesejukan angin sore yang dipayungi angin kelabu ikut juga disantap oleh sejumlah remaja, anak-anak bahkan sejumlah orang tua yang berlalu lalang di jalan, seraya melepaskan lelah dari aktivitas keseharian mereka.
Tak jauh dari keramaian yang kami lewati, kami pun tiba ditempat orang yang hendak dijumpai.
“Apakabar, Man?” sapa salah seorang pekerja kepada teman saya, Alman, yang sudah ia kenal sebelumnya.” Silahkan masuk” kami pun beranjak masuk kedalam.
Seiring langkah yang digerakkan, saya juga melihat pekerja yang satunya lagi sedang asyik memainkan jari jemarinya diatas tune keyboard, sesekali ia bercengkrama dengan pelanggan yang menanti selesainya ketikan yang dipesan. Begitulah aktivitas yang terlihat saat kami beranjak masuk.
“Silahkan duduk” sambil melayani pelanggan yang lain kami pun dipersilahkan duduk.
Menurut amatan saya. Ruko yang berukuran 12 x 4 meter ini berisi dua unit computer dan satu mesin foto copy serta sejumlah alat tulis lainnya yang tak pernah kosong didalam rak kaca yang berada disamping tempat duduk saya, tepatnya disisi depan ruko. Sementara dua orang pekerja masih sedang asyik bercengkrama dengan para pelanggan sambil menyelesaikan pesanan mereka.
Tak lama kemudian, sambil mengamati benda-benda disekitar saya, keluar seorang pemuda dari ruangan tak jauh dari tempat duduk kami. Dengan wajah yang tenang dan penuh kewibawaan, iapun tersenyum dan langsung menghampiri kami.
Namanya Mahyiddin, seorang remaja kelahiran 1987 dan masih duduk dibangku perkuliahan tingkat VI. Langkahnya begitu pasti ketika menghampiri kami yang telah menunggu di foto copy Mitra miliknya di jalan lintas Medan-Banda Aceh Gampong Alue Pinang, Kecamatan Langsa Timur.
“Sudah lama datang?, maaf tadi saya lagi didalam” sapa Mahyinddin sambil mengangkat kursi dan duduk disamping kami.
Seraya mengambil notes di dalam tas, saya pun memperkenalkan diri dan tenyata kami satu universitas, namun Mahyiddin merupakan senior saya di Universitas Samudra Langsa.
“Ya….. inilah usaha yang saya bangun, memang belum begitu lama sih, kira-kira baru berjalan enam bulan” katanya memulai perbincangan kami. Sebenarnya ia melanjutkan, sudah sejak lama ia berkeinginan membuka usaha sendiri tapi karena sebelumnya Mahyiddin masih tinggal di Madrasah Ulumul Qur’an (MUQ), ia masih belum punya waktu yang pas untuk memulai  usahanya itu. Baginya, sekaranglah waktu yang tepat untuk menjalankan rencana yang ia harapkan selama ini.
“Memang awalnya saya melakukan ini bisa dikatakan spontan, karena waktu itu saya nekat mencari pinjaman sama kawan dan saya tambah dengan uang simpanan saya sendiri. Alhamdulillah sekarang saya sudah membuka usaha sendiri dan bisa menampung dua orang perkerja, ya… walaupun uang yang saya pinjam itu belum juga habis saya kembalikan”. Kisahnya mengulang cerita.
Sejenak meninggalkan kisah Mahyiddin, saya memandang keluar. Gerimis sudah berhenti dan langit kembali terang. Di jalan sejumlah siswa yang pulang dari sekolah juga ikut kembali meramaikan suasana. Selain itu, tidak juga terlupakan mopen dan tukang becak yang hendak mengantarkan siswa-siswa pulang kerumah mereka. Seketika itu, suasana mulai gaduh. Kebisingan pun mulai terasa dari kendaraan yang bermondar-mandir.
Mahyiddin kini beranjak duduk didepan computer sambil membuka file-file yang ada di computer, kami pun melajutkan perbincangan.
“Dengan saya membuka usaha ini, memang tidak mutlak saya bisa menanggulangi sendiri biaya kuliah. Tapi setidaknya saya sudah berusaha untuk itu. Karena berapalah yang bisa disimpan dari penghasilan disini, satu hari saja pendapatan yang kami peroleh sekitar 100 ribu, itu pun kalau ada pengetikan yang masuk, karena kalau untuk mesin foto copy itu rata-rata yang datang dari MUQ dan mereka bayarnya setiap satu bulan sekali, sedangkan dari penghasilan yang segitu saya harus menggaji pekerja dua orang masing-masing sebanyak 300 ribu belum lagi untuk biaya makan dan listrik. Jadi, bisa dikatakan penghasilan kami pas-pasan kan?” ungkapnya sedikit bercerita.
“Meskipun begitu, saya yakin, dengan fasilitas yang seperti ini saja saya mampu memperkerjakan dua orang tenaga kerja, jadi bukankah sebaliknya jika saya mempunyai fasilitas yang memadai, tapi bukan berarti harus banyak atau lengkap, setidaknya fasilitas itu layak pakai” lanjut Mahyiddin dengan bangga.
Memang, untuk mendapatkan penghasilan yang lebih, bukan berarti harus mempunyai fasilitas yang lengkap atau canggih, tetapi dengan keyakinan dan keseriusan kita dalam memanajemenkanya merupakan hal yang penting dalam mencapai penghasilan yang besar.
Kemandirian yang ditunjukkan pria dari delapan bersaudara ini, bukanlah kali pertama, ia hidup mandiri sejak masih duduk dibangku SMA, baginya, hidup mandiri tanpa harus sepenuhnya tergantung dari orang tua menjadi motivasi utama. Ya… bisa jadi, kemandiriannya merupakan bakat yang turun dari orang tuanya yang berprofesi sebagai pedagang.
“Sebenarnya, saya ingin membuka sebuah warnet untuk anak-anak sekolah disini karena saya melihat anak-anak sekolah untuk mencari bahan saja harus pergi ke Langsa, kan jauh, tapi ya… mau gimana, usaha yang ini saja hanya cukup untuk biaya makan dan operasional, jadi mau ambil uang dari mana untuk bisa buka warnet. Ya… mudah-mudahan saja ada yang mau bantu memberikan saya modal. Jadi saya bisa mengembangkan usaha saya yang ini sekaligus membuka warnet untuk anak-anak sekolah disini. Disamping mengembangkan usaha, Kan itu termasuk amal juga” ungkap Mahyiddin penuh harap.
Siapa sih yang tidak ingin usahanya berkembang, tetapi apa daya bila harus tersandung  dengan keterbatasan biaya. Ya… semoga saja harapan Mahyiddin bisa menjadi kenyataan, semoga.
Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)