![]() |
Kondisi Bot Batuan Di Labuhan Keude |
SamudraNews.com-Aceh Timur, Ganjang ganjing Bot Bantuan Pemerintah kepada Gampong Labuhan Keude Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur yang di duga sudah ditentukan mulai terkuak, bahkan saat ini menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.
Menurut Sarifuddin selaku Panglima Laot Sungai Raya kepada media ini Selasa (23/6/2020) menjelaskan bahwa, Bot bantuan di beli secen dari warga berinisial Labuhan Keude berinisial D dan aneh nya Bot bantuan itu di kelola lagi oleh D dan saat ini di telantarkan, katanya.
Panglima Laot melanjutkan, Bot bantuan tersebut di beli pada tahun 2015 dan hingga saat ini tidak jelas pengelolaannya, Samapi menjadi mirif bandang rngsokan.
Awalnya Pemdes mengajukan ke pemerintah Aceh Timur dana bantuan pengadaan Sonsiktem senilai 40 juta namun tidak di setujui, sehingga di ubah judul untuk pengadaan Bot untuk nayan.
" Setelah dana nya cair 40 juta di rekening bendahara (kaur keungan) yang merupakan istri dari D maka dana nya di belikan Sonsiktem dan bot. Informasi yang kami terima beli Sonsiktem 25.juta dan beli bot Secen dari D 25 juta dan desa terhutang 10 juta saat itu, urainya.
Yang menjadi pertanyaan warga hingga saat ini pengadan bot seperti pencucian uang dan ada aroma indikasi KKN, Pasalnya bot tersebut milik D (suami bendara desa) setah di jual ke pemerintah desa Labuhan Keude dan Bot tersebut di kembalikan kepada D dengan modus D yang mengelola, kata Panglima Laot.
Kami hanya mengharap ketransparanan dalam.pengelolaan bot tersebut, juga mempertanyakan dana bantuan dari pemerintah pengadaan Bot apakah di benarkan barang nya Secen? Dan setelah di jual oleh D ke pemdes Labuhan Keude lalu Bot tersebut di kembalikan ke pada D dengan dalih di kelola oleh D?, tandas nya.
Di hari yang sama media ini konfirmasi dengan D selaku pemililk Bot lewat telpon selulernya dan di ujung sambungan telpon D menjelaskan bahwa, benar Bot itu dulunya miliknya dan di beli Desa sebesar Rp. 25 juta.
"Benar Bot itu dulunya milik saya yang di beli Pemerintah desa Labuhan Keude kalok tidak salah tahun 2015 atau 2016 seharga Rp.25 juta, katanya.
Awalnya dana yang ada Rp.40 juta, beli Sonsistem 25, juta sehingga untuk membayar Bot Saya Rp.25, juta terpaksa pak Geuchik kala itu meminjamkan uang nya 10 juta, namun hutang sama geuchik hampir habis karena beliu uda ambil uang Rp.7 juta, katanya.
Saat ini di kas ada uang sekitar 5 juta lebih, karena hak bot tetap tidak di ganggu, Bakan kita lakukan bagi hasil 60: 40.
60 persen untuk nelayan 40 persen untuk Bot, tandasnya.
| Herdian/RS