SamudraNews.com-Langsa –Aceh, Walau tidak jarang hujatan dan cibiran di lontarkan oleh oramg orang yang tidak senang, namun Agus Mando sang dermawan peduli kaum Dhuafa, Fakir Miskin dan anak yatim ini terus melakoni rutinitasnya dalam program Jum'at berbagi
Kepedulian Agus Mando pada kaum Dhuafa membuat kehadiran seorang pegawai kontrak pemerintah bukan pejabat atau sosok pengusaha kaya raya ini senan tiasa di nantikan fakir miskin.
Hari ini Jumat (23/7/2021) Agus Mando mengunjungi rumah Ibu Roli (54) warga Gampong Blang Kec. Langsa Kota. Beliau seorang janda dengan menghidupi 7 orang Anaknya.
Kemudian, Agus bergegas mengunjungi rumah ibu Tinasah (65) warga lorong Balda Gampong Sungai Pauh Induk, beliau menderita penyakit stroke sudah 2 tahun lebih.
"Alhamdulillah Allah masih beri saya rezeki untuk berbagi. Kita suka memberi bukan berarti selalu punya, hanya saja tau rasanya saat tak punya,semoga mereka selalu dalam lindungan Allah SWT dan memberikan Rahmat serta hidayahNya bagi kita semua", imbuhnya.
Menurut Agus, Ketika kita hidup di dunia ini hendak nya ada manfaat bagi orang lain.Karena kita memberi buka menunggu kita berlimpah harta, tetapi diawali dengan berbagi dari hal hal yang kecil, ujarnya.
Lanjut Agus Mando, menurut Abu Darda' Rasulullah saw bersabda: "Carilah keridhaanku dengan berbuat baik kepada orang-orang lemah, karena kalian diberi rezeki dan ditolong disebabkan orang-orang lemah di antara kalian." (HR. Abu Dawud)
Kaya dan miskin merupakan cobaan Allah pada setiap hamba. Dua keadaan ini adalah sunnatullah yang terjadi sesuai kehendak-Nya.
Sebagian hamba diuji oleh Allah dengan limpahan harta, sebagian lagi dengan kekurangan harta. Harta yang melimpah, jabatan tinggi, dan status sosial belum tentu menjamin kemuliaan seseorang di hadapan Allah. Bisa jadi si miskin yang sering dihina dan diremehkan justru lebih mulia.
Dalam Hadits di atas, Rasul memerintahkan umatnya memperhatikan kaum dhuafa sebagai syarat memperoleh kemudahan rezeki dan pertolongan Allah. Tidak pantas bagi seorang muslim yang hidup berkecukupan memandang sebelah mata terhadap mereka yang kurang beruntung secara ekonomi, kedudukan dan status sosialnya.
Rasul bersabda:
"Tidaklah beriman kepadaku seseorang yang bermalam dalam keadaan kenyang padahal tetangga yang di sampingnya dalam keadaan lapar, padahal ia mengetahuinya." (HR. at-Thabrani)
Menurut Agus, Dhu'afa dan mustadh'afin tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita. Baik terlemahkan secara kultural maupun struktural. Ada yang lemah secara fisik, yaitu para penyandang disabilitas. Ada yang lemah secara ekonomi, yaitu kaum fakir miskin. Ada juga yang lemah secara kasih sayang, yaitu anak yatim dan piatu, imbuhnya.
"Keberadaan mereka di sekeliling kita adalah anugerah Allah yang tidak boleh dikesampingkan. Mereka adalah ladang amal bagi kita yang harus menguatkan dan memberdayakan mereka agar mempunyai kekuatan untuk mandiri. Di saat kita menolong mereka, pasti Allah akan melimpahkan pertolongan-Nya kepada kita". Sebagaimana sabda Rasul berikut yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra.:
"Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya"
(HR. Muslim no. 2669). Wallahu 'Alam, tutup Agus Mando.
| Roby Sinaga