Diduga Sudutkan Media, Geuchik Seneubok Baroh Suruh Agustini Baca Teks Yang Sudah Dipersiapkan

0
Foto Agustini pada saat di suruh buat klarifikasi dengan teks sudah di persiapkan.


Samudranews.com-Aceh Timur, Perseteruan antara Agustini warga Fakir miskin dengan Geuchik 
Seneubok Baroh, Kecamatan Darul Aman, Idi Cut, Kab. Aceh Timur semakin menjadi bola liar, Fakta fakta baru yang menguatkan atas dugaan ke semena menaan oknum geuchik ini Kepada warga fakir miskin semakin terang benderang.

Sebelumnya sempat diberitakan atas dugaan mendapat ancaman pengusiran dari kepala desanya sendiri, kemudian
Agustini warga Fakir miskin itu memberikan kelarifikasi lewat vidio yang Adapun teks itu diantaranya berbunyi tudingan yang menyudutkan pihak media peliput dugaan ancaman pengusiran oleh Geuchik terhadap Agustini, sebagai penyebar berita hoax dan pihak yang tidak bertanggungjawab.

Namun sehari kemudian
Agustini kembali memberikan pengakuan yang mengejutkan,
Ia mengaku vidio yang sepat beredar luas itu mengaku dirnya dipaksa membacakan teks dari secarik kertas, yang diduga ditulis oleh Geuchik pada malam rapat desa beberapa hari lalu.

" Saya disuruh klarifikasi, surat dan isinya pak geuchik yang tulis, saya disuruh baca itu, ada kertas putih isi catatan yang saya baca," ungkap ibu empat anak yang akrab disapa Tini kepada awak media via pesan WhatsApp nya Minggu (5/9/2021).

Dalam pesan tertulisnya Tini juga mengaku diberikan dua pilihan sulit
rapat desa malam itu
oleh aparat desa dan disaksikan Babinsa. Sehingga ia terpaksa membacakan teks yang diduga telah lebih dulu dirancang oleh Geuchik untuk menyudutkan awak media.

" Pada malam itu saya di sidang massal, saya punya dua pilihan, pertama tanda tangani surat pernyataan yang isinya merugikan keluarga saya, dan pilihan kedua saya harus mau buat siaran langsung klarifikasi," ungkap Tini yang mengaku sangat shock malam itu.

" Jadi saat klarifikasi saya disuruh baca isi catatan yg pak keuchik tulis itu. Coba abg telpon pak Babinsa Syukri. Beliau lebih tau kejadian malam itu," tambah Tini lagi.

Dia membeberkan pilihan sulit yang diberikan aparat desa kepadanya malam itu berupa sanksi tertentu kepada keluarganya, jika ia tidak bersedia membacakan teks yang ditulis geuchik tersebut, maka  ada sanksi tertentu yang akan ia dapatkan.

" Surat pernyataan yang isi nya. Jika ada acara hidup atau mati dalam keluarga saya. Mereka tidak akan peduli, kalau acara mati mereka cuma melakukan fardu kifayah saja, sedang kalau ada apa saja dalam keluarga saya, pihak desa tidak akan peduli.

"Kalau itu berlaku untuk saya dan suami saja saya tidak peduli. Saya mau kok pindah desa. Tetapi orang tua saya disini. Mereka sakit sakitan udah tua," ungkap Tini  yang tampak mendapat tekanan psikologis bertubi - tubi sejak kasus dugaan ancaman pengusirannya itu bermula.

Tini mengungkapkan sebenarnya dirinya tak bermaksud hadir pada rapat malam itu, namun akhirnya ia mendapati dirinya tidak dapat lagi menghindari pertemuan pada malam itu.

" Saya tidak diundang rapat, cuma suami yg disuruh, tapi pas malamnya saya dipanggil, malam itu saya sendiri tidak ada yg datang seperti kata bang nyakli. Kalau saya tau seperti itu saya juga tidak akan datang," kata Tini.

Tini  sendiri merasa tidak punya pilihan lain malam itu, selain terpaksa membacakan teks yang sudah disiapkan geuchik tersebut untuknya.

" Saya ikhlas bang, tanya bang nyakli apa yg sebenarnya yang terjadi, tanya pak babinsa, tanya pak panglima sago yg hadir, saya seorang wanita tanpa pendidikan, di kerumunin ratusan orang saat sidang, apa yg bisa saya lakukan??" ungkap Tini ketakutan.

Dia  mengaku sangat shock dengan apa yang ia alami pada malam itu, dikerumuni puluhan orang dan tak bisa berbuat banyak untuk membela diri serta keluarganya.

" Di luar rame banget bang, anak muda, ibuk ibuk di dalam juga penuh. Gak ratusan mungkin puluhan, tidak bisa saya gambarkan bagaimana perasaan saya saat itu bang, sampai hari ini kalau saya mengenang itu saya terus menangis, untungnya saudara saudara dari jauh telpon kasih semangat ke saya, makanya saya sanggup melalui nya bg," tutup Tini dalam kondisi tertekan.

Kemudia media ini menghubungi Geuchik Seneubok Baroh Taufik  via WhatsApp nya bermaksud mempertanyakan hal yang sebenarnya, kemudian Geuchik membalas "Abang datang aja ke Desa langsung" tulusnya singkat.

Sementara itu dikutif dari pemberitaan Radar Aceh 
Menyebutkan bahwa, geuchik Seunebok Baroh, Taufik, mengakui bahwa surat itu ditulis oleh pihak tertentu di desa tersebut. Namun menurut Taufik teks itu sudah dibaca lebih dulu oleh Agustini.

" Iya, itu pihak orang tua kampung yang tulis, tapi sudah dibaca sama Tini," ungkap Taufik yang tidak menjelaskan siapa nama penulis teks itu dan diduga enggan menyerahkan salinannya ke awak media. 


| tim

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)