Penerapan Teknologi IoT Tingkatkan Produksi Kawat Harmonika di UMKM Bengkel Hikmah Teknologi

0
(Photo_Istimewa)














SamudraNews.com
Lhokseumawe 11 Agustus 2025_Tim dosen dari Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) berhasil melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertajuk “Penerapan Teknologi Pengontrolan dan Monitoring Produksi Berbasis IoT untuk Memperbaiki Kualitas dan Meningkatkan Jumlah Produksi Pembuatan Kawat Harmonika pada UMKM Bengkel Hikmah Teknologi Desa Blang Crum Kota Lhokseumawe”. Program ini dilaksanakan melalui skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang).

Kegiatan ini diketuai oleh Atthariq, S.ST., MT., dengan anggota tim Satriananda, ST., MT., dan Azhar, ST., MT. Fokus utama kegiatan adalah membantu UMKM Bengkel Hikmah Teknologi dalam mengatasi permasalahan kualitas produk dan keterbatasan kapasitas produksi yang selama ini menjadi kendala. Produksi kawat harmonika secara manual memerlukan ketelitian tinggi dan pengawasan yang terus-menerus. Tanpa sistem kendali yang terintegrasi, sering terjadi kesalahan ukuran, ketidaksesuaian ketegangan kawat, serta waktu produksi yang tidak efisien.

UMKM Bengkel Hikmah Teknologi merupakan salah satu pelaku usaha lokal yang bergerak di bidang produksi kawat harmonika. Kawat harmonika adalah jenis jaring kawat yang dibentuk dalam pola berlian menggunakan kawat baja galvanis atau PVC. Produk ini banyak dimanfaatkan sebagai pagar pembatas lahan, dinding pembatas konstruksi, kandang hewan, dan berbagai kebutuhan lainnya karena sifatnya yang kuat, tahan lama, fleksibel, dan mudah dipasang. Di pasaran, kawat harmonika memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, dengan harga berkisar antara Rp50.000 hingga Rp150.000 per meter persegi, tergantung diameter kawat dan lapisan pelindung yang digunakan. Permintaan terhadap kawat harmonika cukup stabil bahkan cenderung meningkat, terutama dari sektor konstruksi, perkebunan, peternakan, dan keamanan perumahan.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi mitra adalah proses produksi kawat harmonika yang masih mengandalkan pengoperasian mesin secara manual, sehingga kecepatan, konsistensi kualitas, dan efisiensi produksi belum optimal. Mesin kawat harmonika yang digunakan adalah mesin mekanis dengan sistem anyaman otomatis sebagian (semi-automatic wire mesh machine), di mana operator harus terus mengawasi dan mengatur putaran, tegangan kawat, serta memantau hasil anyaman. Keterlambatan deteksi masalah pada mesin, seperti putusnya kawat atau ketidaksesuaian pola anyaman, sering menyebabkan terbuangnya bahan baku dan menurunkan produktivitas.

Melalui program ini, tim pengabdian merancang dan mengimplementasikan sistem berbasis Internet of Things (IoT) yang dapat memantau dan mengendalikan proses produksi secara real-time. Sistem ini memanfaatkan sensor untuk mendeteksi kecepatan putaran mesin, ketegangan kawat, dan panjang hasil produksi. Semua data diproses oleh mikrokontroler ESP32 yang terhubung ke dashboard monitoring berbasis web, sehingga operator dapat langsung melihat kondisi produksi dan melakukan penyesuaian jika terjadi penyimpangan.

Selain pemasangan sistem, tim juga memberikan pelatihan intensif kepada pemilik dan karyawan UMKM terkait cara pengoperasian, pemeliharaan, serta pemanfaatan data produksi untuk pengambilan keputusan bisnis. Pelatihan dilakukan secara bertahap, dimulai dari pengenalan konsep IoT, penggunaan perangkat keras, pengoperasian antarmuka, hingga troubleshooting sistem.

Hasil implementasi menunjukkan adanya peningkatan signifikan. Kapasitas produksi UMKM meningkat sebesar 35% dibandingkan sebelum penerapan teknologi. Waktu produksi per unit kawat harmonika berkurang, dan kualitas produk menjadi lebih konsisten sesuai spesifikasi pasar. Dari sisi ekonomi, pendapatan bulanan UMKM mengalami kenaikan rata-rata sebesar 28%, yang disebabkan oleh peningkatan jumlah pesanan dan kepuasan pelanggan terhadap kualitas produk.

Penerapan teknologi ini tidak hanya berdampak pada aspek teknis, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri pemilik UMKM untuk bersaing di pasar yang lebih luas. Dengan sistem monitoring yang terdokumentasi, UMKM dapat lebih mudah memenuhi permintaan tender atau proyek konstruksi yang mensyaratkan data kualitas produksi.

Selain itu, program ini mendorong transfer teknologi yang berkelanjutan. Pemilik UMKM kini mampu melakukan perawatan mandiri dan bahkan berinisiatif mengembangkan fitur tambahan pada sistem, seperti integrasi laporan otomatis dan pemantauan jarak jauh melalui smartphone.

Kegiatan pengabdian ini menjadi bukti nyata peran perguruan tinggi dalam memberdayakan masyarakat melalui penerapan teknologi tepat guna. “Kami berharap, inovasi ini bisa direplikasi ke UMKM lain yang bergerak di bidang produksi serupa, sehingga manfaatnya bisa lebih luas,” ujar Atthariq, S.ST., MT., selaku ketua tim.

Tim pelaksana menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Direktur Politeknik Negeri Lhokseumawe, Ketua P3M PNL, serta seluruh pihak yang telah mendukung dan mensukseskan kegiatan ini, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi.

Dukungan penuh dari berbagai pihak inilah yang memastikan keberhasilan program dan keberlanjutan manfaatnya bagi mitra.
Dengan adanya program ini, UMKM Bengkel Hikmah Teknologi kini tidak hanya mampu meningkatkan produksi, tetapi juga lebih siap menghadapi tantangan industri modern yang menuntut efisiensi, kualitas, dan daya saing tinggi. Implementasi teknologi IoT pada produksi kawat harmonika menjadi langkah maju yang menghubungkan kearifan lokal dengan kemajuan teknologi, membawa UMKM ke era industri berbasis data dan otomasi.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)