Panglima Batee Iliek Disergap Sekelompok Pria Bersenjata

ilustrasi | google
BireuenSamudraNews - Sekelompok pria yang menumpang tiga mobil minibus, satu kijang kapsul dan dua kijang Innova, menyergap Panglima Wilayah Batee Iliek Bireuen, Gumok alias Ramli di jambo (balai-red) dalam kebun cokelatnya. Penyergapan yang disertai rentetan tembakan peluru terjadi Sabtu sore (13/10) sekitar pukul 16.30 WIB.

Sejumlah saksi mata menduga bahwa kelompok tersebut merupakan aparat kepolisian karena beberapa diantaranya dikenali warga. Saat berita ini diturunkan diperoleh informasi Gumok dibawa ke rumah orangtuanya oleh kelompok orang yang sama dan kemudian dibawa kembali. Namun jalan menuju rumah orang tuanya dijaga beberapa pria dan warga dilarang melintasinya sehingga sulit diperoleh konfirmasi dari orang tuanya.

Seorang saksi mata yang menolak disebutkan namanya, menceritakan peristiwa terjadi sore hari saat Gumok sedang duduk-duduk di Jambo di Desa Kubu Kecamatan Peusangan Siblah Bireuen, bersama beberapa rekannya. Kemudian tiba dua orang pria yang dikenalinya sebagai intel polisi berbicara dengan Gumok. Menurut saksi mata ini Gumok yang juga mengenali dua pria ini berbicara tentang masalah ayam. Tak lama kemudian, sekitar sepuluh menit, mendadak masuk tiga mobil yang berisi sekitar 12 orang, sebagian mengenakan baju preman dan sebagian lagi memakai sebo.

Pria-pria ini dilengkapi senjata M-16 dan SS-1 secepat kilat menyergap Gumok dan kawan-kawannya sambil melepaskan tembakan ke segala arah secara sembarangan. Gumok dan rekan-rekannya sekitar delapan orang dipaksa untuk tiarap. Gumok kemudian diborgol lalu dimasukan ke dalam mobil. Tak hanya berhenti disitu, kelompok bermobil ini saat meninggalkan lokasi masih melepaskan tembakan beberapa kali ke udara.

“Kami rasa yang menangkap Gumok adalah aparat kepolisian karena beberapanya kami kenali,”kata saksi mata tersebut. Namun ia mengatakan tak ada ciri-ciri spesifik pada mobil atau pun pakaian yang menunjukan kelompok tersebut adalah aparat kepolisian.

The Globe Journal yang mendapat informasi ini mencoba menghubungi Kapolres Bireuen AKBP Yuri Karsono SIK namun tidak diangkat. SMS yang dikirim juga tidak dibalas oleh orang nomor satu dijajaran Polres Bireuen ini. Beberapa perwira polisi yang dihubungi menolak untuk bicara dengan alasan hanya Kapolres yang berhak memberikan keterangan.

The Globe Journal mengunjungi lokasi jambo tempat peristiwa penyergapan Gumok terjadi. Ditempat tersebut ditemukan selongsong peluru dan bekas tembakan pada lantai semen. Abang kandung Gumok yang ditemui di TKP menyesalkan penyergapan semena-mena terhadap adiknya. “Mereka tidak menunjukan surat penangkapan, brutal dan sangat kasar. Kenapa tidak memakai pendekatan persuasif,”gugatnya.

Saat penyergapan berlangsung juga terjadi penganiayaan terhadap rekan Gumok di lokasi. Seorang rekannya yang bernama Saifuddin mengalami pecah bibir dan telinga serta dahinya cidera akibat kepalanya diinjak oleh anggota kelompok tersebut. Saifuddin juga masih sempat diancam tembak saat kelompok itu meninggalkan TKP.

Sejauh ini belum diketahui motif penyergapan terhadap Gumok. Kepala desa Kubu, Fadli, mengatakan saat kejadian dirinya tidak berada di desa. Saat itu ia sedang berada di Bireuen untuk membeli lembu kurban. Dia mengaku mendengar peristiwa itu warga dan dirinya juga belum dapat informasi apapun dari kepolisian.

Tags