Aceh Butuh Pemimin Pro Rakyat Bukan Pro Kelompok

SamudraNews.com | Langsa – Seorang pria renta tampak menggenakan baju kaos bertuliskan "pilih yang pro rakyat bukan pro kelompk. #mana janjimu 1 juta/KK."  Sepertinya, baju tersebut ingin menagih janji pemimpin yang sedang berkuasa di Aceh.
Sarwo (62) warga Karang Anyer Kota Langsa, pada Minggu, 22 Januari 2017, kepada awak media menuturkan, dirinya sangat kecewa terhadap kepemimpinan Aceh di bawah kendali Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf selaku gubernur dan wakil gubernur periode 2012-2017 yang diusung Partai Aceh.
Pasalnya, janji-janji politik pasangan pemimpim berakronim "ZIKIR" pada pilkada 2012 itu, tidak pernah direalisasikan. Seperti janji santunan Rp1 juta per Kepala Keluarga bagi seluruh rakyat Aceh, pendidikan gratis dari SD hingga perguruan tinggi, membuka lapangan kerja baru, mensejahterakan rakyat sehingga mengentaskan kemiskinan.
"Kami ini pendukung Partai Aceh sejak Pilkada 2012 dan pemilihan anggota dewan tahun 2014. Tapi sampai sekarang tidak ada perhatian mereka (ZIKIR). Bahkan uang Rp 1 juta/KK aja tidak ada. Apalagi sekolah gratis sampai anak kuliah," tutur Sarwo berkeluh-kesah.
Lain itu, Sarwo sangat menyesalkan sejauh ini kebijakan ZIKIR dan Partai Aceh terkesan mementingkan kelompoknya saja. Apa lagi turunan UUPA yang digembar-gemborkan hanya dinikmati segelintir pihaknya, tidak menyentuh rakyat kecil seperti dirinya.
Sebagai rakyat jelata, kata dia, membutuhkan pemimin pro rakyat bukan pro kelompok. Karenanya, dalam pilkada tahun ini dia akan memilih pemimpin yang menepati janji dan pro pada kemasalahatan rakyat.
"Saya yakin banyak sekali masyarakat yang seperti saya kecewa dengan pemimpin saat ini. Tapi mungkin mereka tidak ungkapkan karena takut intimidasi dan lain-lain," ungkap Sarwo.
Munurut dia, rakyat sekarang sudah pintar dan tidak mau lagi dibodohi dengan janji-janji palsu saat pilkada. "mana ada yang mau jatuh ke lubang yang sama," ucapnya.

sebagai warga, Sarwo sangat berhadar pilkada kali ini berlangsung aman, damai dan bermartabat tanpa intimidasi.