SamudraNews.com -.Rupat- Riau, Pulau Rupat merupakan pulau terluar di Provinsi Riau yang berdekatan dengan negara tetangga Malaysia dan memiliki hutan mangrove maupun bakau yang sangat luas. Namun, hutan di pesisir pulau tersebut terancam rusak dan punah, diduga akibat ulah pengusaha bisnis yang ingin meraup keuntungan besar.
Akibat bisnis kolomerat tersebut akan mengancam hutan di pesisir laut di pulau Rupat akan terancam punah. Selasa (11/11)
Haltersebut mendapat sorotan serius dari Pendiri Komunitas Peduli Bakau Management Comunity (BMC) Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis Candra Maulana, menurut dia, keberadaan tambak udang yang tepat di bibir pantai Ketapang atau di Desa Sungai Cingam, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis.
menggerus puluhan hektar pohon bakau yang berada di sekitarnya.
Bahkan Menurut informasi keberadaan tambak udang yang ada di Pantai Ketapang, Desa Sungai Cingam tersebut diduga berada di kawasan Hutan Register atau Hutan Lindung di pesisir pulau.
Candra Maulana menambahkan , hutan mangrove di dua Kecamatan di Kabupaten Bengkalis yaitu Rupat dan Rupat Utara disinyalir sudah 75 persen rusak akibat dirambah oleh pengusaha seperti tambak udang.
Bahkan Menurut informasi keberadaan tambak udang yang ada di Pantai Ketapang, Desa Sungai Cingam tersebut diduga berada di kawasan Hutan Register atau Hutan Lindung di pesisir pulau.
Candra Maulana menambahkan , hutan mangrove di dua Kecamatan di Kabupaten Bengkalis yaitu Rupat dan Rupat Utara disinyalir sudah 75 persen rusak akibat dirambah oleh pengusaha seperti tambak udang.
Pohon bakau itu termasuk dilindungi oleh negara, tapi sekarang ditebang oleh pengusaha tambak udang yang ingin meraup keuntungan besar tanpa memikirkan efek yang terjadi pada masyarakat. "Atas permasalahan ini siapa yang harus bertanggung jawab?" tanyanya.
Informasi yang kita peroleh kata Candra,, pengusaha tambak udang ini akan membuka kembali bisnisnya di Desa Makruh yang menggunakan lahan transmigrasi.
Ia juga menyoal pekerja di tambak udang ini juga tidak ada warga tempatan. "Semua pekerja rata-rata dari luar daerah," terangnya.
Candra menuturkan pihaknya mendapatkan informasi bahwa lokasi tambak udang di Desa Cingam tersebut berada dalam kawasan Hutan Register atau Hutan Lindung. "Tapi itu belum pasti karena yang lebih mengetahui tentang hal tersebut adalah pihak Kementerian Kehutanan.
Sementara Itu ketika awak media mencoba mengkonfir madi pihak perusahaan namun dihalangi oleh dua orang pria yang mengaku sebagai aparat.
Candra menuturkan pihaknya mendapatkan informasi bahwa lokasi tambak udang di Desa Cingam tersebut berada dalam kawasan Hutan Register atau Hutan Lindung. "Tapi itu belum pasti karena yang lebih mengetahui tentang hal tersebut adalah pihak Kementerian Kehutanan.
Sementara Itu ketika awak media mencoba mengkonfir madi pihak perusahaan namun dihalangi oleh dua orang pria yang mengaku sebagai aparat.