Rusdi, salah seorang warga Pondok Keumuning, kepada The Atjeh Post, Minggu, 14 Oktober 2012 mengatakan kondisi seperti itu sudah berlangsung sejak sebulan lalu.
Dengan kondisi jalan demikian kata Rusdi rawan terjadi kecelakaan lalu lintas, karena para pengendara dari dua arah yang berlawanan sama-sama memanfaatkan median jalan yang masih bagus di antara kubangan air.
“Apa setelah ada korban jiwa baru jalan ini diperhatikan, baik dari Pemko Langsa atau dari pemerintah gampong,” kata Rusdi mempertanyakan.
Ironisnya kata dia, tidak ada inisiatif dari pemilik mobil untuk menimbun jalan tersebut. Meskipun dengan timbunan tersebut hanya bersifat sementara, namun kata dia bisa meminimalisir terjadinya kecelakaan. Apalagi jika pagi jalan tersebut selalu ramai oleh aktivitas warga yang mengantar anak sekolah.
"Pengusaha galian C jangan taunya hanya mengambil hasil saja, tapi tidak mau memelihara jalan yang setiap hari mereka lintasi, jika kondisi ini terus berlarut-larut maka jangan disalahkan warga nantinya jika mengambil tindakan sendiri," ujarnya.
Rusdi berharap kepada Pemko Langsa agar segera memperbaiki jalan tersebut. Begitu juga kepada geuchik agar segera mengambil kebijakan supaya jalan tersebut bisa ditutup sementara waktu.
"Geuchik kan bisa minta kepada pengusaha Dump Truck atau langsung kepada supir-supir mobil tersebut untuk menimbun lubang besar tersebut," katanya.[]
sumber: atjehpost.com
