Ibu, Sungguh Aku Mencintaimu

Oleh: Rozana Manik

Malam ini aku begitu sangat gelisah, tiba tiba saja aku teringat ibu di rumah. Sudah lama aku tak pulang kerumah, ingin ku telfon ibu tapi aku takut tak sanggup berbicara karena kesedihanku yang merindukannya. Jika ibu mendengar suaraku menangis nanti, pastilah ia pun ikut menangis, dan ku tak ingin hal itu terjadi. Kucoba menghibur diri dengan berbagai aktivitasku malam ini, tapi tetap saja bayangan ibu yang ada difikiran ini. Pada akhirnya aku memang tak bisa menahan air mata yang memaksa untuk keluar dan tanpa terasa telah menetes dipipiku yang memerah kala menangis. 

Bu, malam ini aku merasa seperti dalam kesendiriaan..aku benar-benar membutuhkan ibu berada disampingku, beban yang ku rasakan ingin sekali rasa nya segera kutumpah kan.tak sabar rasa nya aku ingin bertemu dan melihat wajahmu bu. Bu malam ini aku benar benar tak dapat lagi membendung air mataku, aku merasa sedang mengadu padamu dan menangis di dalam pangkuanmu. 

Air mataku terus membanjiri pipi, aku tak memperdulikan teman-teman dikamar kostku, tentu saja dalam diri mereka menimbulkan pertanyaan-pertanyaan apa yang sebenar nya terjadi padaku. Mereka hanya menatap ku yang menagis dipojok kamar malam ini tanpa berani bertanya apa yang terjadi padaku. 

Semakin aku menahan tangisku, semakin tak bisa ku hindari kesedihan dan kepedihan hati yang merindukan belaian ibu. Cita cita lah yang memisahkan aku dengan ibu, aku memilih untuk tinggal dikota bersama teman-teman dari berbagai daerah.sedangkan ibu, ibu menunggu ku pulang dengan sejuta harapan dan impiaan dikampung halamanku.Dan semoga saja aku berhasil kelak menjadi seorang gadis impian ibu,membahagiakan ibu dengan kesuksesan yang kuraih dan ku dapatkan, untuk ku bawa pulang. 

Padahal sejak dibangku SMU aku telah menginjakkan kaki ku dikota untuk membeli ilmu dan mencari segudang pengatahuan, hingga sekarang ini aku melangkah ke perguruan tinggi, aku fikir aku sudah cukup mandiri untuk hidup tanpa ada ibu dihari-hariku,tapi aku salah, ternyata itu tak merubah aku yang memang sangat manja pada ibu, kodrat ku sebagai anak paling kecil dirumah tak mampu merubahku untuk berfikir dewasa. 

Hanya lewat telfon aku dapat mendengar suara ibu,nasihat-nasihat ibu untukku dan sudah beberapa hari in ,ibu belum menghubungiku lagi maka semakin bertambahlah kerinduan dihatiku ini, aku tak dapat menahan rasa rinduku pada ibu, karena rindu nya telah melibihi kerinduanku kepada siapapun orang itu. 

Ibuku yang selalu berusaha memberikan apapun yang menjadi keinginanku, ibu yang mengorbankan segala sesuatu yang dimiliki nya hanya demi melihat kebahagiaan ku, ibu yang ingin selalu memnbentuk senyum di wajah anak anak nya. Demi ALLAH aku menyadari pengorbanan dan perjuangan seorang ibu, aku tak bisa jika harus melukai perasaan nya, aku tak bisa melihatnya menangis. 

Pernah suatu ketika kutemukan ibu sedang terduduk menangis, jangankan untuk bertanya padanya apa yang membuat ibu menangis? Aku pun tak sanggup melihat ibu yang dibanjiri air mata, aku memilih pergi meninggalkan nya sendiri seolah tak melihat nya yang saat itu menangis. 

Tak ada yang bisa mengganti kesedihanku dengan apapun itu, aku seperti siang yang tanpa matahari, wajahku sperti mendung yang sebentar lagi akan hujan. Oh ibu aku sangat ingin memelukmu, tapi tampak nya aku harus menunda keinginanku karna masih banyak yang harus ku selesaikan disini, padahal sangat tak tertahankan kerinduanku ini. 

Bu, doakan aku agar ilmu-ilmu itu dapat berkah untuk kubawa pulang nanti, yang tak lain akan kupersembahkan untuk ibu dan keluarga tercinta. 

Hujan sore tadi membuat malam ini begitu sangat dingin. Bu, ingin rasa nya aku memelukmu, aku merindukan dekapanmu, aku ingin merasakan kehangatan bersama mu ibu. Bu, ku yakin hatimu saat ini sedang merasakan kegelisahan karena aku selalu menyebut nyebut mu dalam kerinduanku ini. Bu, maafkan aku jika hatimu menjadi tak tenang karena aku mengingatmu dengan kesedihan hatiku ini. 

Bu, malam ini aku sedikit dapat membentuk sebuah senyuman di wajah mendungku, aku bisa tertawa bersama kesedihanku, itu semua karna adik adik baru dikost an ku bu, mereka sedikit menghiburku dengan ocehan-ocehan lucu mereka, sepertinya mereka tau apa yang ku rasakan hingga mereka mencoba menghiburku. 

Malam waktu tidur pun datang, tapi aku tak dapat memejamkan mata ku, padahal kantuk telah menguasaiku, pada akhirnya aku pun terlarut dalam lamunan. 

Lewat malam sepi ini aku minta pada keheningan, agar ia menyampaikan salam kerinduanku melalui angin malamnya. Bu, seperti biasa pasti ibu telah terlelap melepas lelah dan semoga rasa lelah hilang bersama lewatnya malam.

Subuh, aku pun terbangun bersama suara suara adzan dari berbagai mesjid di sekitar tempat tinggalku. Dalam sujud subuh aku meminta dan memohon lewat doa untuk ayah dan ibu, dalam dudukku aku kembali membayangkan semua aktifitas ibu pada pagi hari saat di kampung, biasanya saad subuh seperti ini kutemukan ibu sedang bersujud pada sang illahi. Setelah itu ibu akan memasak untuk menyiapkan menu sarapan pagi, baru ibu siap siap untuk berangkat bekerja, tapi pagi ini aku tak melihat semua itu, aku rindu sekali untuk melihat aktifitas ibu. Sekarang kita melakukan aktifitas masing masing bu, ibu dengan berbagai aktftas disana, begitu juga denganku disini.

Sedih bu, aku ingin ibu menemaniku disetiap aktivitasku,aku ingin ibu melihatku disini.aku tak ingin lepas dari pandangan ibu. Bu, sakit rasanya ketika kerinduan tak terobati dan obat yang paling ampuh untuk kerinduan adalah pertemuan bu. Aku selalu menantikan moment indah itu. 

Bu, engkaulah satu satu nya tempat aku mengadu selain kepada Illahi, engkau tempatku berbagi, tapi kadang ku berfikir apa semua kesedihan dan kepedihanku harus aku ceritakan padamu? haruskah engkau tau beban difikiranku, yang mungkin tak sebanding dengan beban yang ada difikiranmu? haruskah bu? Oh, entahlah. 

Jika aku memilih untuk tidak menceritakannya, bukan aku tak sayang pada mu melainkan karna aku tak mau melukis kesedihan diwajah mu bu. 

IBU, kusimpan kesedihan dan kepedihan ini, hanya karena aku tak ingin melihatmu bersedih hati. Ibu, itu semua kulakukan karna aku tau kesedihanku hanya akan menjadi beban dihatimu. 

Ibu, dari kejauhan kumembayangkan melihat wajahmu. Aku begitu merindukanmu bu, ingin rasanya aku berlari pulang dan langsung memelukmu. Aku seperti tak bergairah untuk melakukan aktivitasku, aku tak bisa memalingkan fikiranku tentang mu bu. jika suatu saat nanti engkau pergi meninggalkanku, tak tau apa jadinya aku ini tanpa mu bu, tapi aku memang harus menyiapkan diri dari sekarang ini, karna ku tau satu persatu yang kita cintai tak kan selama nya disini selalu menemani dihidup ini. Ibu, engkau seperti jantung dihidupku, seperti udara yang setiap saat menghirupnya, engkau juga seperti denyut nadi yang membuatku hidup. Bu, sungguh aku mencintai mu.[]
Tags