Setitik Nafas Mencinta | Episode 2


Karya: Rizky Quinsha
Mahasiswi Fak.Teknik Informatika Unimal

Saat ini aku tak bergeming, ku tatap diriku pada cermin dikamarku lekat–lekat, inikah aku? mengapa diriku berubah, inikah rasanya sakit hati? inikah balasan yang harus ku terima atas kesungguhan hatiku?atas pengorbanan tulusku? inikah yang dinamakan cinta? yang diagung-agungkan oleh seluruh manusia didunia? tentu tidak bukan? yang ku tau cinta itu tidak menyakiti,tidak menyiksa, tidak ada airmata, yang ku tau cinta itu indah, cinta itu..cinta itu..cinta itu.. aakkhhhh… kali ini tanganku berdarah, cerminku pecah… 

“kamu ga ngerti cha? aq sibuk, akhir-akhir ini pekerjaanku, bisnisku menuntut banyak waktuku, tolonglah kamu ngertien aku cha..” itu kata-katamu yang selalu kamu ucapkan ke aku,tak taukah kamu aq “makan hati” terus-terusan mengertikan kamu. 

“Apa pernah kamu merindukan saat-saat kita berdua, saat-saat kita menghabiskan waktu bersama yang hanya ada aku, kamu dan kebahagiaan,adakah kamu sekilas mengingat aku disela-sela kesibukan kamu ris? kenapa diam? aku tidak sedang berbicara dengan tembok kan ris? haris tolong jawab aku!” nada ku tinggi seraya tanpa ku sadari airmataku mengalir.

“Cha… aku… huft…” 

“Apa yang kamu lihat? airmata ini? airmata ini yang kamu pandangi dari tadi? ini hanya symbol sayang, kamu ga tau kan bagaimana rasanya? kamu ga tau kan bagaimana sakitnya hati ini? Yang menetes ini hanya air sayang, tapi yang mengalir dihatiku saat ini adalah darah, kamu tega ris tega mengiris-iris dan mencabik-cabik hatiku” 

“ku mohon hapus airmata mu Cha, aku ga tega melihatnya,aku ga ingin kamu menangis..” 

“kalau kamu ga ingin liat aku menangis maka jangan sakiti hatiku Haris, kamu sama dengan yang lainnya sebelum kamu hadir di hidupku ris, hanya “memberi” rasa perih...” ku tinggalkan ia di café pinggir laut itu rasanya tak ingin ku melihat wajahnya lagi. 

“Aq sayang Kamu Cha, selamanya… I LOVE U” begitulah kira-kira pesan singkat yang ia kirimkan kepadaku beberapa waktu setelah ku tinggalkan ia di café pinggir laut beberapa hari yang lalu, tak tahukah Ia bahwa aku juga menyayanginya, juga mencintainya. 

Hari-hari terus terlewati, sunyi dan pilu karena sebuah hati yang terluka, tak ada lagi matahari yang mampu menyinari sudut gelap hatiku ini, tak juga ada lagi warna pelangi yang mewarnai hari-hariku seperti dahulu. 

“Cha, dengerin aku ya, kalo uda ga ada lagi yang bisa kamu pertahanin dari dia, uda tinggalin aja, cowok juga gak cuma dy satu koq di dunia ini, daripada kamu terus2an nangis kayak gini, yang ada kamu sakit gara-gara mikirin dia, cinta itu ga nyakitin Cha..” ini pesan singkat yang dikirim oleh fahmi sahabat karibku Ia benar, cinta memang tidak menyakiti. 

“tapi Fahmi, Aq beneran cinta sama dia, Aq masih ingin te2p breng am dy ”balasan pesan singkatku kepada sahabatku yang segera mungkin ku kirimkan kepadanya 

“Aq ga ngerti jalan pikiran kamu Cha, jelas2 dy udaa selingkuhin Qm.. dy udaa nyakiti Qm cha,bahkan omongannya pun kasarkan am Qm? Aq bukan mau nyuci otak Qm Cha, tapi Aq tu syng liat Qm,Qm tu sahabat Aku, coba Qm pikirin ge Cha, pikirkan baik2…”

Bersambung ke Episode Selanjutnya...
Tags