Toke Seu'um, Alumni Unsam yang Menjabat Sebagai Walikota Langsa

GUBERNUR Aceh Zaini Abdullah, Senin,  27 Agustus 2012 lalu melantik Usman Abdullah yang akrab disapa Toke Seu'um sebagai walikota Langsa. Inilah riwayat singkat perjalanannya sebelum duduk di kursi Walikota Langsa.
Lulus dari Sekolah Teknik Menengah (STM) Langsa pada 1989, Usman Abdullah merantau ke Malaysia. Berbekal uang seadanya, ia mengurus paspor sebagai bekal masuk ke negeri jiran dengan menumpang kapal fery dari Sumatera Utara.
Di Malaysia, Usman muda bekerja apa saja untuk bertahan hidup. uang yang didapat sedikit demi sedikit dikumpulkan. Uang itulah yang kelak dipakai sebagai modal usaha. Ia pun membuka toko kelontong yang di Malaysia biasa disebut kedai runcit.
Di sela-sela berdagang, Usman bergaul dengan warga setempat, termasuk anak-anak. Hingga pada suatu ketika dia membaca  buku sejarah anak sekolah. Buku berjudul Sejarah Asia Tenggara itu banyak memuat kisah tentang kegemilangan Aceh masa lalu. Rupanya, sejarah itu begitu membekas di hatinya.
Ketika Usman berada di Malaysia, di Aceh pemerintah sedang giat-giatnya memburu aktivis Gerakan Aceh Merdeka. Sebagian mereka menyeberang ke Malaysia untuk menghindari kejaran tentara.
Di Malaysia, mereka membentuk komunitas-komunitas kecil. Usman yang saat itu masih muda sering mencoba ikut dalam pertemuan orang-orang Aceh. Namun, karena masih terlalu muda, ia tidak diperkenankan ikut rapat.

"Pue buet aneuk miet keunoe," kenang Toke Sueum saat berbincang dengan The Atjeh Post beberapa waktu lalu.
Meski dilarang ikut rapat secara langsung, namun Usman sering curi-curi dengar. Ia pun merasa cocok dengan misi yang diusung gerakan. Akhirnya, ia dilibatkan dalam rapat-rapat orang Aceh di Malaysia.
Tahun 1990, ketika gelombang pengungsian warga Aceh ke Malaysia kian meningkat, rumah Toke Sueum menjadi salah satu tempat penampungan. Dari merekalah Usman mendapat cerita-cerita sedih tentang penderitaan orang Aceh ketika itu.
Kesediaannya menampung pelarian dari Aceh itulah yang membuatnya dijuluki Toke Sueum. "Karena saya menampung orang-orang panas, pelarian dari Aceh," katanya sambil tertawa.

Lantaran keterlibatannya dalam pergerakan, Usman sempat ditangkap polisi Diraja Malaysia. Untungnya, ia hanya ditahan 75 hari.
Usman kembali ke Aceh tahun 1999, setelah rezim Soeharto tumbang. ia pun bergabung dengan pasukan GAM yang sudah duluan bergerilya, keluar masuk hutan bakau di kawasan Tamiang, Langsa, dan Peureulak.
Ketika perjanjian damai ditandatangani pada 15 Agustus 2005 dan GAM berubah menjadi partai politik lokal, Usman mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Pada 2009, ia terpilih sebagai anggota dewan dan menjabat sebagai Sekretaris Komisi B DPR Aceh.
Pada Pilkada April lalu, Usman Abdullah maju ke putaran kedua bersama Zulkifli Zainon, mantan Walikota Sebelumnya. Di putaran kedua, Usman menang dengan meraup 35.911 suara atau 58,55 persen.
Sebelum terpilih, The Atjeh Post sempat bertanya tentang strateginya membangun Langsa jika kelak terpilih.

"Kami segan menyampaikan yang muluk –muluk, karena ini akan jadi boomerang bagi kami nantinya. Tapi yang pastinya, ini tanah tempat kami lahir, bagaimana pun tempat lahir kami menginginkan yang  lebih baik ke depan.Tak ada yang mau rumahnya jorok.”

Kini, masa depan Langsa hingga lima tahun ke depan berada di tangan Toke Sueum.[]



sumber: atjehpost.com
Tags