Peureulak Raya, Antara Cita-Cita dan Realita

0
samudra news, kota langsa, aceh timur, pemekarang
Peureulak Raya, Antara Cita-Cita dan Realita 
* Pemekaran Bukan Makar

samudraNews.com | KOTA LANGSA - Terkait isu pemekaran Peureulak Raya menjadi kabupaten sendiri yang pisah dari Kabupaten Induk Aceh Timur, mendapat respon beragam dikalangan masyarakat. Pembentukan Kabupaten Peureulak Raya itu, antara cita-cita dan realita. demikian dikatakan Direktur LSM Komunitas Rumoh Aceh, Putra Zulfirman kepada awakk media, Selasa (21/1) di Langsa.

Menurutnya, secara historis Peureulak merupakan daerah utama yang memberikan sumbangsih besar terhadap masuk dan berkembangnya Islam di Nusantara bahkan Asia Tenggara. Hal ini sebagaimana termaktub dalam hasil seminar masuk dan berkembangnya Islam di Nusantara yang dilaksanakan pada tahun 1980 di Komplek Pertamina Rantau, Kualasimpang.

Selain itu, sambung dia, Peureulak juga merupakan pusat peradaban Islam yang ditandai dengan adanya Monumen Islam Asia Tenggara (Monisa) di Gampong Paya Meuligoe. Karenanya, keberadaan Peureulak saat ini dipandang memiliki nilai strategis secara historis dan geografis.

Ia juga mengatakan, banyak tokoh dan pemikir Aceh Timur adalah putra terbaik Peureulak yang telah mendidikasikan dirinya kepada pembangunan Aceh Timur secara menyeluruh dan komprehensif. Untuk itu, lanjutnya, sudah sangat pantas Peureulak Raya berdiri sebagai kabupaten tersendiri yang mandiri.

Pemerhati sejarah dan aktivis pengkajian publik ini juga tidak menampik bahwa ada beberapa faktor lain yang kemudian menghambat proses percepatan pemekaran. salah satunya adalah dukungan dari elit dan tokoh masyarakat. Dimana, masih terdapat suara sumbang yang dilontarkan elit tertentu terkait wacana pemekaran itu sendiri. "Masih ada pro-kontra diantara elit dan tokoh masyarakat terkait pemekaran Peureulak Raya. Ini akan menjadi indikator penghambat percepatan proses pemekaran," papar Putra.

Dalam kasus Peureulak Raya, kata dia lagi, perlu dibentuk suatu tim khusus yang memiliki leglitas hukum dan visi serta misi yang kuat terhadap usaha-usaha pemekaran. Kemudian, perlu juga adanya rembug bersama dalam rangka menyamakann persepsi para elit dan tokoh masyarakat yang tergabung dalam komunitas Peureulak Raya nantinya.

"Forum diskusi sangat diperlukan dalam menyamaka persepsi tokoh-tokoh daerah. Disamping, keterwakilan tokoh itu dalam suatu tim khusus yang memiliki legalitas hukum yang kuat dan mengikat guna memperjuangkan pemekaran Peureulak Raya. Ingat...pemekaran bukan perbuatan makar yang melawan hukum. Kareanya, pemekaran daerah adalah suatu semangat dari konsekuensi logis lahirnya UU dan semangat otonomi daerah itu sendiri," tandas anak muda ini.

Putra mendorong upaya-upaya untuk menyatukan persepsi diantara komponen masyarakat sekitaran Peureulak Raya. "Saya secara pribadi dan lembaga mendorong adanya forum diskusi dengan menyamakan persepsi serta kajian terkait peluang, hambatan daan tantangan dalam memperjuangkan pemekaran itu," ujarnya.


| PR | Red

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)